Gereja dan Israel (Kristen dan Yudaisme) adalah dua
hal yang berbeda, perbedaanya dinyatakan oleh Yesus dalam Matius 9:16-17 - “Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang
belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan
mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru
tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong
itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi
anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan
demikian terpeliharalah kedua-duanya.”
Yesus menggambarkan Yudaisme sebagai kantong kulit
yang lama berisi anggur lama dan Kekristenan digambarkan sebagai ‘kantong kulit yang baru’ yang berisi
anggur baru. Perhatikan kata LAMA dan BARU, dari pemakaian kata tersebut
terlihat perbedaan yang sangat jelas (ekstrim). Kalau perbedaanya tidak jelas,
niscaya Yesus akan memakai kata yang ‘Lama’
akan diperbaharui (ditambal), tapi justru Yesus menolak pengertian itu.
Gereja Didirikan sebagai Institusi Yang Baru
Matius 16:18-19 – “Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku
dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan
Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang
kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Perhatikan kata “Aku
akan mendirikan jemaat-Ku…” hal ini diucapkan sebagai perbedaan antara
Gereja dengan Yudaisme. Karena itu orang-orang Yahudi yang kemudian percaya
kepada Yesus untuk menjadi Kristen harus dibaptiskan.
Kisah Para Rasul 2:37-38 – “Ketika mereka
mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada
Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat
saudara-saudara? Jawab Petrus kepada mereka: ”Bertobatlah dan hendaklah kamu
masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan meneima karunia Roh Kudus.”
Pada hari pentakosta, ada 3000 orang Yahudi, yang
tentunya beragama Yudaisme, menerima Yesus sebagai Mesias dan Juru Selamat,
kemudian mereka memberi diri untuk dibaptis dalam namaYesus.
Kisah Para Rasul 2:41 –
“Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari
itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.”
Tindakan ini kemudian dianggap bertentangan dengan
iman Yudaisme, kekristenan kemudian dianggap sebagai pemurtadan.
Pemimpin-pemimpin Agama Yahudi menolak iman mereka, sehingga mereka mencoba
untuk menghapuskan kekristenandengan cara menganiaya. Semua ini tercatat dalam
kitab yang berada dalam Alkitab kita yaitu Kisah Para Rasul.
Kekristenan Bersifat Universal
Amanat Agung Kristus, adalah inti dari keidupan
Kristen, dimana Yesus berkata:
Matius 28:19-20 – “Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa Anak dan
Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahiulah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman.”
Markus 16:15-16 – “Lalu Ia berkata kepada mereka:
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa
yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan
dihukum.”
Dan karena itulah Alkitab
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, bahasa Ibrani dan Yunani, sebagai bahasa
asli dari penulisan Alkitab, tidak lagi menjadi bahasa yang keramat, yang tidak
bias digantikan. Supaya dalam pemberitaan Injil kepada bangsa-bangsa, bahasa
tidak lagi menjadi kendala.
Apakah Yang Harus Kita Lakukan ?
Apa perlu kita membuang nama Allah dalam peribadatan
kita dan menggantinya dengan kata Yahwe, atau Elohim, bahkan nama Yesus juga
perlu diganti dangan nama Yeshua Hamasiah. Apakah memang itu kebenarannya?
Menurut
saya, kita tidak perlu masuk ke dalam polemik, yang didasarkan atas persoalan
yang dicari-cari. Sehingga kita tidak perlu ikut-ikutan mempersoalkan masalah
Nama Allah.
Selama ini
kita tidak ada masalah dalam kehidupan iman kita, jadi mengapa kita harus repot
menggannti nama itu? Bukankah kita telah menerima Yesus dan Roh Kudus selama
ini, peribadahan kitapun tidak membawa kita kepada penyembahan berhala, dan
perangkap iblis, bahkan kita membongkar dan melucuti tipu muslihat iblis.
Tuhan juga
mengurapi pemberitaan injil kita, dengan menambahkan kepada kita orang-orang
yang diselamatkan, dan kita melihat hidup mereka dipulihkan. Kita juga hidup
dalam “Damai Sejahtera” dalam kehidupan iman kita.
Lepas dari
pandangan pribadi, maka saya juga tetap menghormati semua yang percaya
penggantian nama adalah kebenaran mutlak. Sebab masalah percaya atau tidak
adalah persoalan yang sangat pribadi.
Setiap
pengajaran harus dilihat dari hasilnya, sebagaimana Yesus juga menyatakan dalam
Matius
7:17 – “Demikianlah setiap pohon
yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik.” Amin.
Oleh : Kristus Ministry
Sumber : Artikel Warta GMS
(Pdt.
Samuel Handoko Mulyanto)
No comments:
Post a Comment