Firman Tuhan

Mazmur 139 : 14,
"Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.''

Saturday, July 28, 2018

Artikel - Gereja & Yudaisme



Related image
  

Gereja dan Israel (Kristen dan Yudaisme) adalah dua hal yang berbeda, perbedaanya dinyatakan oleh Yesus dalam Matius 9:16-17 - “Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”

Yesus menggambarkan Yudaisme sebagai kantong kulit yang lama berisi anggur lama dan Kekristenan digambarkan sebagai ‘kantong kulit yang baru’ yang berisi anggur baru. Perhatikan kata LAMA dan BARU, dari pemakaian kata tersebut terlihat perbedaan yang sangat jelas (ekstrim). Kalau perbedaanya tidak jelas, niscaya Yesus akan memakai kata yang ‘Lama’ akan diperbaharui (ditambal), tapi justru Yesus menolak pengertian itu.

Gereja Didirikan sebagai Institusi Yang Baru

Matius 16:18-19 – “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Perhatikan kata “Aku akan mendirikan jemaat-Ku…” hal ini diucapkan sebagai perbedaan antara Gereja dengan Yudaisme. Karena itu orang-orang Yahudi yang kemudian percaya kepada Yesus untuk menjadi Kristen harus dibaptiskan.

Kisah Para Rasul 2:37-38 “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat saudara-saudara? Jawab Petrus kepada mereka: ”Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan meneima karunia Roh Kudus.”

Pada hari pentakosta, ada 3000 orang Yahudi, yang tentunya beragama Yudaisme, menerima Yesus sebagai Mesias dan Juru Selamat, kemudian mereka memberi diri untuk dibaptis dalam namaYesus.

Kisah Para Rasul 2:41 – “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.”

Tindakan ini kemudian dianggap bertentangan dengan iman Yudaisme, kekristenan kemudian dianggap sebagai pemurtadan. Pemimpin-pemimpin Agama Yahudi menolak iman mereka, sehingga mereka mencoba untuk menghapuskan kekristenandengan cara menganiaya. Semua ini tercatat dalam kitab yang berada dalam Alkitab kita yaitu Kisah Para Rasul.

Kekristenan Bersifat Universal

Amanat Agung Kristus, adalah inti dari keidupan Kristen, dimana Yesus berkata:

Matius 28:19-20 – “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahiulah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Markus 16:15-16 – “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”

Dan karena itulah Alkitab diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, bahasa Ibrani dan Yunani, sebagai bahasa asli dari penulisan Alkitab, tidak lagi menjadi bahasa yang keramat, yang tidak bias digantikan. Supaya dalam pemberitaan Injil kepada bangsa-bangsa, bahasa tidak lagi menjadi kendala.


Related image


Apakah Yang Harus Kita Lakukan ?

Apa perlu kita membuang nama Allah dalam peribadatan kita dan menggantinya dengan kata Yahwe, atau Elohim, bahkan nama Yesus juga perlu diganti dangan nama Yeshua Hamasiah. Apakah memang itu kebenarannya?

    Menurut saya, kita tidak perlu masuk ke dalam polemik, yang didasarkan atas persoalan yang dicari-cari. Sehingga kita tidak perlu ikut-ikutan mempersoalkan masalah Nama Allah.

    Selama ini kita tidak ada masalah dalam kehidupan iman kita, jadi mengapa kita harus repot menggannti nama itu? Bukankah kita telah menerima Yesus dan Roh Kudus selama ini, peribadahan kitapun tidak membawa kita kepada penyembahan berhala, dan perangkap iblis, bahkan kita membongkar dan melucuti tipu muslihat iblis.

    Tuhan juga mengurapi pemberitaan injil kita, dengan menambahkan kepada kita orang-orang yang diselamatkan, dan kita melihat hidup mereka dipulihkan. Kita juga hidup dalam “Damai Sejahtera” dalam kehidupan iman kita.

    Lepas dari pandangan pribadi, maka saya juga tetap menghormati semua yang percaya penggantian nama adalah kebenaran mutlak. Sebab masalah percaya atau tidak adalah persoalan yang sangat pribadi.

    Setiap pengajaran harus dilihat dari hasilnya, sebagaimana Yesus juga menyatakan dalam Matius 7:17 – “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” Amin.


Oleh : Kristus Ministry

Sumber : Artikel Warta GMS
(Pdt. Samuel Handoko Mulyanto)

No comments:

Post a Comment

Artikel Lainnya