Firman Tuhan

Mazmur 139 : 14,
"Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.''

Monday, March 18, 2019

Artikel - Redefining Culture





Image result for budaya antri

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” – Roma 12:2.


Menurut Kejadian 10:6-10 dan Kejadian 11:1-2, dari keturunan Nimrod inilah yang menjadi cikal-bakal budaya. Siapakah Nimrod? Dia adalah keturunan Ham yang dikutuk oleh Nuh. Dari tanah Sinear berasal kebudayaan dimana Menara Babel didirikan. Ketika mereka tidak lagi satu bahasa dan satu logat, mereka berpencar ke seluruh penjuru bumi. Tuhan menyerakkan karean mereka membangun kebudayaan antikristus dan tidak sedikit dari mereka yang ingin menjadi seperti Tuhan.
      
Waktu kita lahir baru, Tuhan ubah kita dari dalam. Tuhan membebaskan kita dari warisan sia-sia dari nenek moyang tanah Sinear. Kita bukan kaum Babel, tapi anak-anak Kerajaan Allah. Darah Yesus cukup kuat untuk mengubah segala macam kutukan. Jangan pernah setengah percaya kepada darah Anak Domba yang diberikan untuk mengubah dan melepaskan kita dari olkutisme serta kebiasaan buruk. Jangan letakkan status kita kepada warisan nenek moyang. Kebudayaan pasti juga ada baiknya karena berasal dari manusia yang diciptakan dari rupa dan gambar Allah. Namun, budaya tertinggi kita adalah Alkitab – firman Allah yang tertulis!

Inilah beberapa kebiasaan orang Indonesia :

Minder Atau Rendah Hati?

Minder bukan rendah hati, tetapi sombong terbalik. Sekali orang minder mendapat sesuatu yang dapat dibanggakan, dia akan membual kanan-kiri. Orang Indonesia selalu merasa produk luar lebih bagus. Seharusnya kita merasa rumput kita lebih hijau dari lainnya. Minder musuhnya Tuhan karena akarnya terletak pada mengasihani diri sendiri. Sedangkan percaya diri akarnya adalah pada kebenaran Tuhan. Minder itu sama dengan mengkritik, menghina, menyalahkan Tuhan bahwa diri kita adalah sebuah kesalahan.

      Dalam Keluaran 4:10-11, Musa menunjukkan sifat minder ketika dia berkata bahwa dia tidak andai bicara. Namun Tuhan menegurnya dengan berkata dialah yang menciptakan lidah. Perbedaan minder dan rendah hati adalah orang minder melihat diri sendiri dan orang yang rendah hati melihat Tuhan. Orang yang rendah hati adalah orang yang tahu diri dan membangun potensi.

      Rendah hati adalah panggilan unutk menjadi teladan, seperti yang tertulis dalam 1 Timotius 4:12. Janganlah kita bersembunyi di belakang. Beranilah tampil dan menjadi inisiatif, serta menjaga perkataandan tingkah laku. Memang hal-hal seperti ini seolah tidak berhubungan langsung dengan kehidupan di sorga, tetapi berguna bagi kesaksian kita hidup di bumi.

Serobot Atau Antri?

      Di zaman Perjanjian Lama, budaya saling serobot juga sudah terjadi ketika gembala-gembala tidak mau antri untuk memberi minum kambing domba. Hingga Musa datang dan membela seorang gembala wanita yang akhirnya menjadi isterinya (Keluaran 2:16-21).

      Tuhan mau dimuliakan dalam perkara-perkara kecil juga. Jadilah setia dalam perkara-perkara kecil, maka akan diberi perkara besar. Jadilah gentlemen bagi wanita dan orang yang lebih tua. Akan ada bagian yang menanti, sebab orang seperti ini diberkati Tuhan. Bawalah karakter Tuhan sampai ke molekul yang paling kecil.

Pasif Atau Inisiatif & Ekpresif?

      Matius 11:16-17 menuliskan tentang sikap pasif. Budaya pasif dimiliki oleh kita. Sudah waktunya orang Indonesia jadi yang paling cepat untuk menolong sesame. Janganlah menjadi sebuah bangsa yang lari menyelamatkan diri ketika terjadi apa-apa. Jangan tunggu-tungguan dan merasa ada orang lain yang akan menolong. Inisiatiflah dan berikan respon secara cepat, menolonglah dengan sukarela. Jadilah tangan yang ringan dan yang pertama yang mengulurkan tangan. Roma 12:10-11 menasehatkan kita untuk saling mendahului. Setiap kali kita “curiga” ada orang yang membutuhkan pertolongan, kitalah yang harus menolong . Jangan sampai anak Tuhan ketinggalan, karena kita kepala, bukan ekor. DNA kita adalah jadi pemimpin dalam perkara yang benar. Cara gampang untuk dipakai Tuhan adalah menjadi di atas rata-rata. Orang yang memiliki gaya hidup seperti ini pasti akan menonjol diantara bangsanya sendiri. Budaya akan jadi senjata di tangan kita, janganlah hiup di bawah budaya. Amin.


Oleh Kristus Ministry
Sumber : Disadur dari khotbah Ps. Philip Mantofa, 10 February 2019

No comments:

Post a Comment

Artikel Lainnya