Firman Tuhan

Mazmur 139 : 14,
"Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.''

Friday, June 9, 2017

Kesaksian – (Buku) Heaven Is So Real! – Choo Nam Thomas - (Bagian Pertama)




BAGIAN PERTAMA: BAB 1-4



KUNJUNGAN-KUNJUNGAN DAN PENGLIHATAN-PENGLIHATAN

BAB 1. Dalam Perjalanan ke Surga
BAB 2. Segala Kuasa di Surga dan di Bumi
BAB 3. Segala Sesuatu Mungkin
BAB 4. Lebih Cepat dari yang Saudara Kira
BAB 5. Kerajaanku Telah Siap
BAB 6. Suatu Tempat yang Dinamakan Neraka
BAB 7. Maranatha
BAB 8. Persiapan untuk Ibadah
BAB 9. Kekuatiran adalah Dosa
BAB 10. Yerusalem Telah Tersedia
BAB 11. Makanan Surgawi, Kenikmatan Surgawi
BAB 12. Nikmatilah Kerajaan Surga
BAB 13. Malaikat-malaikat di Surga dan di Bumi
BAB 14. Hidup dalam Firman
BAB 15. Berkat-berkat yang Melimpah
BAB 16. Kasih Tuhan yang Besar


PRAKATA

Surga! Hanya dengan menyebutkan kata ini menggerakkan sesuatu di dalam lubuk hati dan pikiran orang. Kita menyanyikan lagu-lagu mengenainya, mendengarkan khotbah tentangnya, dan orang-orang yang kita kasihi ada di sana. Satu hari nanti kita mengharapkan untuk pergi ke sana sendiri. Tetapi bagaimana nyatanya surga?

Surga itu sungguh ada bagi penulisnya karena pertemuan-pertemuannya dengan Yesus Kristus. Buku ini mengungkapkan cerita pribadi Saudari Choo Thomas yang menempuh perjalanan ke surga dengan Yesus beberapa kali, dan Yesus membawanya bertamasya di surga. Anda akan membaca tentang imannya yang kuat tentang surga, kerajaan Tuhan, yang akan membuat orang-orang percaya menyadari betapa pentingnya bertemu secara pribadi dengan Tuhan dan menerima jawaban-jawaban dari Dia melalui doa. Dengan pengalaman-pengalaman iman seperti itu, orang akan menyadari pentingnya kehidupan beriman.

Saya telah membaca buku ini dalam bahasa Inggris tiga kali, dan saya telah menerima banyak pengetahuan tentang surga dan diberkati. Sesungguhnya, saya begitu kagum sekali dan bersemangat olehnya sehingga saya minta agar buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Korea untuk dibaca dan menjadi berkat bagi orang-orang Korea. Diantara buku-buku keagamaan, ia telah menjadi buku yang paling laku di Korea.

Harap jangan menganggap ini suatu tesis theologi atau sebuah doktrin. Hanya baca dan menikmatinya sebagai pengalaman pribadi penulisnya dan kesaksian tentang apa yang telah dilihat dan didengarnya di surga.

Apakah Anda seorang Kristen atau bukan, “Heaven Is So Real!” adalah sebuah cerita yang sangat menyentuh dan mengagumkan yang harus Anda baca dengan hati terbuka. Ini akan membantu Anda mengerti lebih dalam akan berkat-berkat luar biasa yang telah disediakan Tuhan untuk anak-anak-Nya di surga yang kekal.

Rev. Dr. Yonggi Cho

Senior Pastor
Yoido Full Gospel Church
Seoul, Korea


BAB 1 - DALAM PERJALANAN KE SURGA

“Aku berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah Yesus Kristus”  (Filipi 3:14)

Nama saya Choo Nam Thomas. Saya adalah seorang Amerika kelahiran Korea. Saya puteri satu-satunya dari tiga bersaudara. Saya mempunyai seorang kakak dan seorang adik laki-laki. Saya telah berumah tangga dan mempunyai dua orang anak, seorang putera dan seorang puteri, keduanya telah menikah. Saya juga telah mempunyai dua cucu laki-laki dan dua cucu perempuan.

Di Korea, keluarga saya tidak beragama sama sekali. Saya tidak pernah mendengar tentang Yesus sehinga saya tidak pergi ke Gereja. Saya hanya mendengar tentang Gereja dan Tuhan.

Saya menjadi orang percaya pada bulan Februari 1992. saya sangat jatuh cinta pada Yesus setelah saya ikut ke gereja beberapa kali. Ketika saya menyadari apa yang telah dilakukan-Nya untuk saya, saya telah memutuskan bawa saya ingin memberikan seluruh jiwa raga saya kepada-Nya seumur hidup saya.

Tuhan menjawab dengan mengabulkan doa-doa saya, dan ini menjadikan iman saya bertambah kuat setiap hari. Saya mulai kehilangan keinginan-keinginan lama saya setiap hari, dengan sangat cepat. Saya hanya dapat memikirkan tentang Yesus setiap saat saya sedang tidak tidur. Saya begitu menghormati Tuhan sehingga dengan sadar saya tidak akan berbuat sesuatu yang salah melawan kehendak-Nya. Saya hanya ingin menyenangkan-Nya, dan saya ingin tahu segala sesuatu mengenai-Nya supaya saya dapat menceritakannya kepada orang lain.

SUATU PENGLIHATAN DAN API TUHAN

Saya menerima api Roh Kudus ketika saya sedang berdoa di rumah dalam bulan Januari 1994. Sebulan sesudahnya, saya melihat hadirat Tuhan ketika saya sedang menyembah di Neighborhood Assembly of God di Tacoma, Washington. Ia sedang duduk dekat mimbar. Kaki-Nya bersilang, dan saya dapat melihat-Nya dengan terang dalam sosok Anak Manusia, hanya saya tidak dapat melihat wajah-Nya.

Menurut pandangan saya, Ia mempunyai rambut putih sutera dan memakai jubah putih murni. Pribadi-Nya jelas kelihatan kepada saya hampir lima menit lamanya. Setelah melihat-Nya badan saya seperti berkobar dengan kegirangan yang tak terkatakan, dan saya menyerahkan sepenuh hati saya kepada Yesus. Segera setelah pengalaman yang mengubah hidup ini, keluarga saya dan saya mulai ikut Puget Sound Christian Center di Tacoma, Washington.

Saya mengalami lagi pengalaman rohani yang luar biasa pada waktu Minggu Paskah tahun 1995. Ketika menghadiri kebaktian dengan keluarga saya di Puget Sound Christian Center, tubuh saya mulai bergoncang dengan kuat sekali, dan saya harus tinggal sampai kebaktian di kedua. Saya mengalami gejala yang sama seperti dialami oleh kaum Quakers, Shaker, dan Pentakosta di jaman mula-mula.

Sejak itu, tubuh saya tak pernah berhenti bergoncang di gereja atau waktu berdoa di rumah. Dua minggu setelah pengalaman di Minggu Paskah itu, saya menerima roh ketika di rumah dan mulai memuji dalam Roh. Ketika sedang menonton suatu program Benny Hinn di televisi, saya bangun berdiri dan mengangkat tangan saya berdoa/ kemudian saya jatuh ke lantai selama hampir tiga jam. Urapan Roh Kudus Tuhan begitu kuat sehingga saya tidak dapat bangun dan yang dapat saya lakukan hanya menyanyi dan berbahasa roh dan tertawa.

Setiap kali kebaktian pujian setelah itu, saya dapat melihat kehadiran Tuhan Yesus di gereja. Penglihatan-penglihatan yang terus menerus saya terima mengenai Dia memang tidak sejelas yang pertama kalinya, tetapi sama nyatanya.

BEJANA YANG SIAP DIPAKAI

Saya percaya pengalaman-pengalaman yang menggairahkan dan luar biasa ini adalah persiapan untuk pekerjaan yang Tuhan sediakan bagi saya. Saya mempunyai keinginan kuat untuk menerima karunia kesembuhan dan memenangkan jiwa-jiwa, tetapi saya tidak tahu bagaimana melayani Dia, kecuali dengan menceritakan tentang Yesus kepada setiap orang.

Mula-mula beberapa anggota keluarga serta kawan-kawan menolak berita saya dan membenci saya karena terus menceritakan tentang Yesus. Sekarang bagaimana pun juga, keadaan berubah. Tidak perduli dengan siapa saja, saya hanya ingin bercerita tentang Tuhan, dan Ia telah memberi saya anugerah untuk membimbing banyak orang kepada-Nya, termasuk keluarga dan teman-teman saya. Semua orang yang saya kasihi telah selamat sekarang.

Yesus senantiasa dalam pikiran serta lidah saya. Ketika waktu-waktu yang sukar datang, saya berpikir tentang apa yang telah dilakukan oleh Yesus bagi kita. Ketika saya ingat semua yang dilakukan-Nya, saya sadar bahwa tak ada sesuatupun yang sukar bagi saya. Ketika seseorang menyakiti hati saya, saya hanya membayangkan semua yang telah dilakukan oleh Yesus bagi saya di Kalvari, dan rasa damai langsung datang kepadaku.

Sebelum kunjungan Tuhan untuk pertama kalinya, saya mendapat mimpi yang sangat istimewa tentang awan. Mimpi-mimpi ini mengingatkan saya suatu hal yang pernah diberitahukan oleh mendiang ayah kepada saya.

Ayah saya bercerita, bahwa ibu saya telah mendapat mimpi yang aneh tentang saya sebelum ia mengandung saya. Ia berkata bahwa ibu saya tidak pernah lupa akan mimpi tersebut tentang suatu hari yang terang tiba-tiba menjadi mendung. Awan-awan datang menuju depan rumah. Salah satu awan itu datang ke dalam kamar di mana ia sedang tidur dan memenuhi kamar dengan suatu cahaya putih.

Ibu saya menderita sakit hampir selama hidupnya, dan ia meninggal ketika ia masih berusia empat puluh. Ia tidak pernah membagikan mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan ini dengan saya, tetapi ayah saya banyak kali menceritakannya, terutama tentang awan-awan. Saya tidak pernah berpikir lebih panjang tentang itu sampai saya mengalami sendiri pengalaman saya dengan mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan.

Tafsiran ayah saya tentang mimpi tersebut adalah bawah saya dapat menjadi seorang yang sangat sukses sekiranya saya dilahirkan sebagai anak laki-laki, sebab pada waktu itu seorang Timur percaya bahwa hanya anak laki-laki saja yang dapat mencapai kejayaan dalam hidup. Saya percaya, bagaimanapun juga, bahwa mimpi itu adalah suatu tanda dari Tuhan. Sementara Saudara membaca buku ini, Saudara akan melihat, bahwa awan memainkan bagian yang penting dalam persiapan yang telah dan masih dilakukan oleh Tuhan dalam kehidupan saya.

Sejak bertemu dengan Yesus, saya telah memiliki keinginan yang kuat untuk berdoa bagi orang lain. Saya telah menjadi pejuang doa yang tekun. Doa syaafat telah menjadi gaya hidup saya. Saya ikut belajar Alkitab secara teratur pada sebuah gereja Korea-Amerika selama setahun sebelum suami saya, Roger, diselamatkan.

Saya, tidak melayani sepenuh waktu di gereja ataupun mengenal banyak firman Tuhan, tetapi Ia memilih saya untuk tugas istimewa-Nya. Menurut Tuhan saya Yesus, Ia ingin saya mengenal-Nya terlebih dahulu dan belajar untuk memenuhi-Nya dan memusatkan perhatian kepada-Nya saja. Dengan memperlihatkan surga kepada saya dan semua penglihatan-penglihatan yang lain, saya telah mendapatkan keistimewaan untuk mengalami, bagaimana Ia mulai mempersiapkan saya untuk bidang pelayanan di mana Ia telah memanggil saya. Sekarang saya belajar tentang Dia melalui doa dan belajar Firman-Nya.

PENGLIHATAN TENTANG SURGA

Sisa bab-bab dalam buku ini, seperti yang akan Saudara temukan, mencatat beberapa perjalanan yang luar biasa di mana Tuhan telah membawa saya sejak saya menyerahkan hidup saya kepada-Nya. Ia minta saya mencatat pengalaman-pengalaman luar biasa ini di dalam buku ini, sehingga orang lain akan melihat dan mengerti. Mengapa Ia memilih saya untuk pekerjaan yang penting ini masih merupakan suatu teka-teki untuk saya, tetapi saya mengerti, bahwa Ia ingin saya mengingatkan orang di dunia dan di gereja bahwa kita sudah tidak mempunyai banyak waktu di mana kita telah dipanggil oleh-Nya untuk menyelesaikannya.

Bapa di Surga menghendaki setiap orang tahu betapa Ia mencintai mereka dan ingin memberkati mereka, jika mereka percaya pada-Nya dan mematuhi Firman-Nya. Dia menunjukkan saya bahwa banyak orang percaya, pada kenyataannya, adalah fungsionil atheis – mereka tidak begitu percaya akan adanya sebuah surga. Saya dapat mengatakan dengan sangat pasti bahwa mungkin bagi kita – pada sudut kekekalan ini – untuk mengetahui bahwa surga itu nyata. Lagi pula, saya sekarang tahu bahwa Tuhan kita sanggup seperti Firman-Nya berkata, yang dapat melakukan “jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita” (Efesus 3:20).

Tujuan buku ini adalah untuk memuliakan-Nya, “bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.” (Efesus 3:20).


Bacalah halaman-halaman buku ini dengan pikiran dan hati yang terbuka dan biarlah Tuhan berbicara kepada Saudara. Ia mempunyai suatu rencana dan tujuan yang luar biasa untuk kehidupan Saudara. Ia telah menyediakan sebuah rumah untuk saudara di surga. Seperti saya, hidup saudara dapat mengalami gairah mengetahui bahwa saudara ditetapkan untuk Tanah yang Dia janjikan.


BAB 2 - SEGALA KUASA DI SURGA DAN DI BUMI

“Yesus mendekati mereka dan berkata : “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” ~  Matius 28:18

Tahun 1996, sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh Pendeta Larry Radolph, menjadi tahun yang paling luar biasa, menggairahkan, bermakna dan penuh kuasa atas hidup saya. Dimulai pada malam Tahun Baru 1995. Urapan Tuhan begitu nyata sepanjang malam atas diri saya. Sesungguhnya, hadirat-Nya begitu panas sehingga saya hampir tidak dapat bernafas.

Saya telah mengalami hadirat dan kuasa Roh Kudus sebelumnya, tetapi malam ini sangat berbeda. Saya melewati waktu di mana ada kasih yang sangat dalam dan penuh menggairahkan, dan saya merasa bahwa sesuatu yang luar biasa uniknya tetapi penuh misteri akan terjadi pada diri saya.

Apa yang saya alami bertentangan dengan akal budi dan logika, tetapi hadirat Tuhan begitu nyata sehingga saya merasa seperti saya telah dapat menjangkau dan memegang tangan-Nya dengan nyata. Itu adalah suatu kenyataan rohani, tetapi jauh melampaui yang telah pernah saya alami dalam dunia yang alami.

Ada suatu kerinduan dalam hati saya. Bagaimanapun saya sadar bahwa yang perlu saya kerjakan hanya terus diam di hadirat Tuhan, dan Ia akan berbicara kepada saya dan menunjukkan hal-hal yang luar biasa. Selama malam yang panjang tetapi menyenangkan, saya berpegang pada suatu ayat dari Yeremia yang mengandung suatu janji dari Bapa kita :
“Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkan dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui.” ~ Yeremia 33:3.

Ketika saya menanti dengan harapan yang penuh ingin tahu, saya dapat mendengar petasan dan bunyi-bunyi keras lain dari orang-orang yang bersuka ria membahana di tahun yang baru. Dengan beralihnya tahun 1995 ke 1996, saya terus menanti, dan selama waktu subuh sehingga fajar saya menanti. Tak ada kejadian apa-apa, tetapi saya tetapi ingin mendengar dari Tuhan.

Tanggal 1 Januari 1996, hari yang dingin, lembab di Norhwest, tetapi ada suatu perasaan-perasaan hangat yang indah di dalam hati saya yang tak dapat dihapuskan oleh angin musin dingin. Firman Tuhan berkata ke dalam hati saya, “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” ~ Mazmur 27:14

Menanti, salah satu hal yang paling sukar untuk dilakukan di dunia akan tetapi adalah kunci dari pada pemberian kuasa yang begitu besar dalam kehidupan rohani. Tuhan ingin kita menanti di hadirat-Nya, karena dengan demikian kita mengembangkan kesabaran yang kita perlukan untuk bertumbuh dan melayani.

Meskipun malam sebelumnya saya tidak tidur sama sekali, pada hari Tahun Baru saya merasa tentram, gembira dan aktif sewaktu keluarga saya dan saya merayakan hari besar. Dari pukul 9 sampai 11 malam hari tahun baru panasnya hadirat Tuhan mengingatkan saya untuk berjaga semalaman lagi. Saya tidur sebentar, lalu bangun dan segar kembali, mendambakan suara Tuhan berbicara kepada saya.

Keadaan menghabiskan waktu hampir tanpa tidur ini berlangsung selama separuh pertama bulan Januari. Selama itu saya masih tetap belum mendengar Tuhan. Dengan iman, bagaimanapun saya merasakan bahwa sedang mempersiapkan saya untuk suatu pertemuan pribadi denganNya.

GEMETAR DI MALAM HARI

Pada tanggal 9 Januari saya terbangun pukul tiga pagi. Badan saya bergetar. Ini tidak pernah terjadi pada waktu saya tidur. Sejak Minggu Paskah 1995, badan saya menggetar hanya selama ibadah penyembahan di gereja dan pada saat-saat berdoa sendiri – tapi kali ini terjadi pada waktu saya tidur.

Ada sesuatu yang spesial tentang malam itu – waktunya sunyi dan sedikit sekali gangguan. Keadaan yang memberikan suatu kesempatan khusus bagi Tuhan untuk mendekati orang-orang-Nya. Ini hal yang pasti untuk saya.

Kadang-kadang urapan Tuhan demikian besarnya atas saya sehingga saya merasa seolah-olah saya akan pingsan. Pada kesempatan lain, urapan membuat saya pusing dan lemah. Sering saya terbaring di tempat tidur sama sekali; tidak dapat bergerak oleh kuasa hadirat Tuhan yang melimpah-ruah. Semuanya begitu luar biasa untuk dapat digambarkan dengan lengkap, tetapi saya akan berusaha untuk menunjukkan kepada Saudara bagaimana rasanya.

Alkitab penuh dengan contoh orang bergetar dan bergoncang di hadirat Tuhan. Kadang-kadang manifestasi ini disertai rasa takut, tetapi kebanyakan ini merupakan masa persiapan. Tuhan akan melakukan suatu pekerjaan yang besar melalui orang yang berserah. Tentu ini seperti yang dikatakan oleh nabi Yeremia, yang mendengar suara Tuhan yang bertanya kepadanya : “Masakan kamu tidak takut kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN, kamu tidak gemetar terhadap Aku?” ~ Yeremia 5:22a.

Yeremia yang kemudian dikenal sebagai “nabi yang meratap” menjawab pertanyaan Tuhan : “Mengenai nabi-nabi. Hatiku hancur dalam dadaku, segala tulangku goyah. Keadaanku seperti orang mabuk, seperti laki-laki yang terlalu banyak minum anggur, oleh karena TUHAN dan oleh karena firman-Nya yang kudus” ~ Yeremia 23:9.

Firman Tuhan yang menunjukkan kita bahwa gemetar dan bergoyang adalah tanggapan jasmani yang lazim di dalam hadirat Tuhan – selama tidak dibuat-buat. Contoh lainnya terdapat dalam Daniel 10:7; Mazmur 99:1, Mazmur 114:7; Habakuk 3:16; dan Matius 28:4, maupun dalam Kisah Para Rosul 4:3, salah satu nats kesukaan saya : “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus.”

AKU HENDAK BERBICARA DENGANMU

Pada malam 19 Januari 1996, hadirat Tuhan begitu kuat di kamar tidur saya sehingga tubuh saya bergetar, berkeringat dan merasa sangat lemah selama lebih dari sejam. Lalu saya mendengar sesuatu. Apakah itu suara Tuhan dan Tuhan saya?

Saya memalingkan kepala saya di atas bantal untuk melihat ke arah suara itu, dan di sana, penuh cahaya, suatu bentuk badan berpakaian putih. Sinar yang keluar dari tamu yang tak dikenal ini begitu cemerlang sehingga saya tidak dapat melihat wajah-Nya, tetapi dari dalam lubuk hati saya, saya tahu bahwa saya telah dianugerahi dengan suatu kunjungan istimewa dari Tuhan.

Bagaimana ini dapat terjadi kepada saya? Saya heran, ketika saya mulai gemetar lebih kuat dan mencucurkan air mata cinta dan gembira. Ia adalah Tuhan, Tuhan atas surga dan bumi, dan Ia telah berkehendak memilih untuk mengunjungi saya dengan cara yang istimewa ini. Saya merasa sangat rendah di hadirat-Nya. Saya tak dapat berhenti menangis.

“Anak Ku, Choo Nam, Aku adalah Tuhanmu, dan Aku hendak berbicara kepadamu. Telah lama engkau menjadi puteri-Ku yang istimewa.”

Kesan suara-Nya, kata-kata-Nya, firman-Nya mengenai saya dengan tenang yang ajaib sehingga saya terhuyung-huyung. Badan saya bergoyang lebih kuat, dan saya merasa roh saya terangkat di dalam. Karunia roh mulai mengalir, diikuti oleh tafsiran yang jelas.

Saya menggeser sampai dekat sekali pinggir tempat tidur saya supaya saya membangunkan suami saya, Roger, yang lelap di sebelah saya. Seketika saya heran bagaimana mungkin ia bisa tidur dengan cahaya cemerlang di kamar dan goncangan yang tak henti-hentinya yang seakan-akan cukup kuat untuk meruntuhkan tempat tidur – Tetapi ini adalah saat yang istimewa dari Tuhan untuk saya terima, jadi Roger terus tidur.

Tuhan berkata sekali dengan ketenangan-Nya yang meyakinkan tetapi dengan suara tegas : “Puteri, engkau adalah seorang anak yang penurut, dan Aku akan memberimu karunia istimewa. Karunia-karunia ini akan melayani-Ku dengan luar biasa. Aku ingin engkau menjadi bersukaria dengan karunia-karunia ini.”

Saya tahu pada saat itu Tuhan memilih saya untuk melakukan suatu tugas yang penting bagi-Nya dan ini harus menjadi tujuan sepenuh hati saya. Saya tahu saya tidak memiliki apa-apa yang dapat diberikan kepada-Nya kecuali hati saya dan hidup saya, dan saya berkeinginan untuk melakukan apapun yang dikehendaki-Nya, pergi ke manapun yang diingini-Nya. Suatu malam penuh pertanggung jawab, tantangan dan tujuan. Tuhan saya yang luar biasa mulai mengungkapkan kehendak-Nya kepada saya.

Sejak saat sejak itu saya tahu bahwa apabila badan saya mulai bergoyang dari dalam keluar, Tuhan akan segera berbicara dengan saya. Saya juga tahu bahwa firman-Nya adalah hidup dan kemenangan.

Badan saya berhenti gemetar, dan seingat saya dalam beberapa tahun inilah salah satu tidur saya yang paling tenteram dan nyenyak. Sepanjang keesokan harinya saya merasa begitu terurapi dan bahagia sebab saya telah berjumpa Tuhan muka dengan muka. Pagi itu saya tanya ke Roger sekiranya ia merasa atau mendengar sesuatu semalam.

Ia menggelengkan kepalanya. “Mungkin aku adalah tipe orang yang tidak mudah terbangun,” komentarnya.

Tuhan memilih saya untuk satu panggilan khusus. Terlalu menakjubkan untuk dibayangkan dan begitu menggairahkan untuk dapat diucapkan denga kata-kata. Saya membuka Alkitab saya di Kitab Yohanes dan membaca firman yang mendebarkan hati yang cocok dengan nubuatan Pendeta Randolph: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” ~ Yohanes 15:16.

Tuhan telah memilih saya untuk pergi dan menghasilkan buah kekal. Inilah yang saya ingini lebih dari pada segala sesuatu di dunia. Firman-Nya, hadirat-Nya, ucapan-Nya menguatkan panggilan-Nya dalam hidup saya. Saya menyerahkan hati saya untuk patuh kepada Tuhan sejak saat itu, apapun juga akibatnya.

Kemudian pandangan saya tertumpu pada ayat-ayat sebelumnya : “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuan-Nya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapaku.” (Yohanes 15:14-15).

Tuhan meneguhkan arti kata-kata-Nya kepada saya – dari Pendeta Randolph – melalui kata-kata firman-Nya, Alkitab. Kata-kata pendeta kembali terngiang di pikiran saya : “Tuhan akan membuka rahasia orang yang kamu tidak akan pernah menceritakannya. Kamu akan berdoa dan bersyafaat, dan mengangkat mereka dalam doa sebab kamu akan menjadi sahabat Tuhan – dan itu adalah nabi yang benar; hanya seorang sahabat Tuhan. Seorang sahabat Tuhan. Ia akan membuka rahasia tentang kehidupan orang lain dan tentang hal-hal yang akan dilakukan-Nya di bumi. Jadi, bersiaplah pada tahun 1996 untuk urapan nubuatan baru datang ke dalam hidupmu.”

Sekarang penggenapan nubuat sedang terjadi, dan saya hampir tidak sabar menunggu untuk mengetahui apa yang akan diceritakan oleh Tuhan selanjutnya kepada saya.

SUATU NUBUATAN TERPENUHI

Pada tanggal 20 Januari saya bangun dari pukul 3 sampai 4 pagi. Urapan hadirat Tuhan membuat saya terjaga dan disertai lagi oleh panas yang kuat. Saya setengah tidur, tetapi tiba-tiba suara Tuhan telah membuat saya betul-betul terjaga. Kata-Nya : “Puteri, Aku akan banyak kali mengunjungimu sebelum pekerjaan ini selesai. Sebab itu, Aku ingin engkau beristirahat pada siang hari. Aku mempunyai banyak rencana khusus untukmu. Aku akan memakai engkau dengan cara yang luar biasa, tetapi ini akan memakan waktu agak lama untuk mempersiapkan engkau bagi pekerjaan yang mana engkau Aku panggil untuk mengerjakannya. Engkau harus mencatat apa yang engkau dengar pada setiap kunjungan-Ku.”

Seluruh kejadian ini mengejutkan saya, dan saya sangat takjub memikirkan, bahwa Ia akan sering mengunjungi saya. Tentunya satu kunjungan saja dari Tuhan sudah mencukupi. Selain itu Ia mengatakan Ia akan kembali secara pribadi kepada saya sehingga Ia dapat mempersiapkan tugas yang telah Ia sediakan untuk saya kerjakan.

Ia pergi seperti mendadaknya kedatangan-Nya ke dalam kamar tidur saya. Saya tidak dapat mendengar maupun melihat-Nya. Goncangan di tubuh saya menghilang. Kata-kata-Nya yang menyakinkan, dan kunjungan-Nya yang luar biasa, meninggalkan saya dengan perasaan sangat bahagia, tenteram, dan tentu saja ingin tahu.

Saya merasa seakan-akan saya telah mendaki gunung yang tinggi di tanah moyang Korea darimana saya dapat melihat dengan jelas bermil-mil jauhnya dan seakan-akan saya sedang menghirup udara gunung tinggi yang sehat dan bersih.

Pikiran saya jernih, hati saya riang-ria, dan saya merasa sehat dan gembira.

Saya memutuskan untuk mematuhi suara Tuhan dengan mengambil satu langkah setiap saat, sebab saya tahu Ia akan membimbing saya selangkah demi selangkah di dalam perjalanan.

SAAT PEMBERIAN KUASA

Kejadian berulang keesokan paginya. Kali ini antara pukul 2 dan 3 pagi. Saya tiba-tiba terbangun. Badan saya bergoncang tak terkendalikan, dan keringat saya bercucuran. Urapan hadirat Tuhan jatuh ke atas saya.

Tuhan berkata, “Engkau adalah puteri yang Kukasihi, Aku akan selalu bersamamu, di manapun engkau berada. Aku mengasihi sebagaimana adanya engkau.”

Ketika saya terbaring disana, tenggelam dalam setiap kata-Nya, saya terpesona dan diliputi oleh kasih yang mendalam. Ia melanjutkan, “Aku memberimu kuasa yang akan engkau perlukan bagi tugas di mana engkau Aku panggil untuk mengerjakannya. Aku menyiapkan engkau untuk melayani-Ku. Badanmu bergoncang ketika kuasa itu mengalir ke dalammu. Aku memberimu segala karunia rohani. Aku melepaskan rohmu agar engkau bebas sama sekali untuk melayani-Ku.”

Beberapa hari sebelum kejadian ini saya telah bermimpi di mana saya telah mendaki sebuah gunung. Ketika saya sampai ke puncaknya saya dapat menyentuh awan-awan. Tuhan mengingatkan saya akan mimpi tersebut dan menerangkan arti rohaninya kepada saya.

“Engkau akan sampai ke puncaknya sewaktu engkau melayani dalam nama-Ku,” kata-Nya.

Untuk pertama kalinya, selama salah satunya kunjungan pribadi-Nya saya mengajukan satu pertanyaan.

“Tuhan,” saya berkata, “Apa yang Engkau kehendaki untuk aku lakukan? Aku sungguh tidak tahu apa-apa tentang pelayanan.”

“Aku akan memimpinmu dan menunjukkan apa yang Aku kehendaki untuk engkau lakukan.”

“Bagaimana dengan suamiku ?” saya bertanya.

“Jangan kuatir tentang dia. Aku juga akan memberkatinya dan melayaninya.”

Sekali lagi kata-kata-Nya sungguh meyakinkan, membebaskan, dan berkuasa. Sungguh saya merasa kuasa kata-kata-Nya melepaskan kuasa ke dalam roh saya. Ketika Ia berhenti berbicara kepada saya pagi itu, goncangan pun terhenti.

SEMANGAT MEMBARA UNTUK TUHAN

Pengalaman-pengalaman baru yang luar biasa ini meluapkan badan saya dengan kegembiraan tak terhingga. Hati saya melambung, dan pikiran saya dipenuhi perasaan ingin tahunya anak kecil. Di mana saya pernah merasa tidak aman, saat itu saya merasa sepenuhnya bebas. Saya sadar masa depan baru saya akan berlainan seluruhnya sebab segala harapan dan mimpi saya bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Saya betul-betul merasa hidup, dan inilah kehidupan yang penuh semangat mengatasi semua pengharapan saya.

Pada tanggal 25 Januari 1996 Tuhan berbicara dengan saya dari pukul 3 sampai 4 pagi. Kali ini, saya telah terjaga sebelum Ia tiba di tempat kejadian, dan sementara saya diam terbaring di tempat tidur, saya menantikan satu pertemuan lagi dengan Tuhan dan Juruselamat saya. Goncangan yang saya kenal mulai terjadi tepat pada pukul tiga pagi. Sekarang ini saya sudah tahu, bahwa ini berarti Juruselamat saya, akan segera bersama saya. Saya telah belajar merasakan hadirat-Nya, dan saya berpaling ke arah di mana Ia biasa berdiri, saya melihat Dia.

Pancaran cahaya-Nya, suara-Nya yang kuat, hadirat-Nya yang penuh kasih selalu membawa saya ke alam dunia lain. Saya yakin inilah tanda keabadian di mana waktu dan ruang sangat sedikit artinya, serta hal-hal jasmaniah dan segala barang fana tidak ada artinya. Suatu dunia roh – terang benderang dan tenteram – suatu tempat di mana hidup mengambil arti dan maksud yang baru. Suasana kehadiran-Nya seperti memperlihatkan sedikit keadaan surga berada di bumi.

Goncangan berlangsung selama dua puluh menit. Saya mulai melihatnya seperti suatu pemindahan rohani. Kuasa Roh Kudus sedang menjelajah melalui setiap syaraf, urat, otot, dan organ badan saya. Ia memberikan saya semangat membara oleh Kuasa Tuhan.

Ini semestinya apa yang telah dialami oleh murid-murid pada Hari Pentakosta ketika Tuhan membaptis mereka dengan Roh Kudus dan api. “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk” (Kisah Para Rasul 2:2). Ketika kuasa Tuhan turun, herannya hal-hal yang luar biasa mulai terjadi dalam kehidupan kita.

Malam itu Yesus berkata kepada saya dengan cara yang akrab, “Aku adalah Tuhanmu, anak-Ku. Aku ingin engkau mendengar dan mengingat segala yang Aku katakan padamu. Jika engkau menulisnya, pergunakan kata-kata-Ku dengan tepat. Engkau mengantuk, tetapi jangan ketinggalan satu patah katapun yang Aku beritahukan padamu. Aku akan sering mengunjungimu dalam waktu yang dekat karena Aku mempunyai tugas penting untuk kau kerjakan. Engkau adalah anak yang akan Aku pakai untuk melakukan tugas ini bagi-Ku, jadi bersiaplah.”

DOA-DOA YANG DIKABULKAN

Beberapa hari sesudahnya, pada tanggal 28 januari 1996, saya bangun, gemetar lagi. Waktunya antara pukul dua dan tiga pagi. Saya merasa begitu dikuasai oleh hadirat Tuhan sehingga saya menjadi lemah. Badan saya sangat panas sehingga saya berkeringat. Seakan-akan saya sedang bermimpi, tetapi segera saya sadar bahwa ini bukan mimpi.

“Aku Tuhanmu, puteri-Ku,” Yesus berkata. Lalu saya melihat sekilas ke jendela, dari arah suara-Nya yang agung, dan saya melihat bayangan-Nya yang bercahaya berdiri di sana.

“Aku tahu engkau sangat lapar untuk melayani Aku, tetapi engkau masih belum tahu bagaimana cara melayani-Ku. Aku tahu engkau tidak ingin dipermalukan apabila engkau datang ke hadapan-Ku. Aku tahu semua pikiranmu, dan Aku menyukai pikiranmu.”

Berita dari Juruselamat saya ini begitu sangat berarti dalam hati saya. Sekarang saya tahu pasti hal sebelumnya hanya bisa percayai – bahwa Yesus mendengar dan mengabulkan doa. Saya telah berdoa agar Tuhan membantu saya melayani Dia supaya saya tidak akan dipermalukan jika saya berdiri di hadapan-Nya. Saya telah banyak kali memberitahu-Nya, betapa ingin saya melayani Dia, dan saya selalu memberitahu Dia bahwa saya tidak tahu bagaimana.

Untuk maksud inilah saya selalu membaca Alkitab baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Korea – untuk memperoleh pengertian sedalam-dalamnya akan Firman Tuhan sehingga saya dapat membagikannya kepada orang lain. Melayani Tuhan adalah hasrat saya yang terbesar setelah saya mengetahui apa yang telah dilakukan Tuhan untuk saya.

“Puteri, doa-doamu telah dikabulkan, dan engkau akan melayani Aku dengan luar biasa. Akan ada banyak tugas yang harus kau lakukan untuk-Ku. Apa yang akan engkau lakukan untuk-Ku akan menyenangkanmu. Engkau adalah puteri-Ku yang setia, dan sebab itulah Aku memberikan tugas penting ini untuk engkau kerjakan.”

Goncangan mereda, dan Tuhan meninggalkan kamar tidur saya. Pikiran saya tertarik oleh Firman-Nya : “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.” (1Yohanes 5:14-15).

Saya tahu sekarang kebenaran janji doa yang luar biasa ini. Janji yang mutlak dari Firman Tuhan bahwa Ia betul-betul nyata, mendengar kita ketika kita berdoa sesuai dengan kehendak-Nya, dan kehendak-Nya dinyatakan di dalam Alkitab.

Kehendak-Nya agar kita menghasilkan buah yang kekal di dalam nama-Nya. Kehendak-Nya supaya kita melayani orang lain. Kehendak-Nya agar kita percaya apabila kita berdoa. Kehendak-Nya supaya kita meluangkan waktu di hadirat-Nya, menanti Dia.

Sebab itu, jikalau saya berdoa sesuai dengan segi-segi kehendak-Nya ini, seperti yang dinyatakan di dalam Firman-Nya, saya tahu bahwa Ia mendengar saya. Ini adalah suatu kenyataan yang sangat benar bagi saya sekarang.

Kunjungan-kunjungan Tuhan telah menambah keyakinan saya yang timbul dari menghabiskan waktu bersama-Nya. Ia di sana; Ia selalu di sana. Saya tahu Ia tidak pernah akan meninggalkan atau mengabaikan saya. Ia sahabat saya, sahabat selamanya, Tuhan dan Tuanku. Ia adalah Juruselamat yang kukasihi.

Saya tahu sekarang, mengatasi segala keraguan, bahwa Tuhan mencintai saya, mendengar dan mengabulkan doa. Ia tahu pikiran dan perasaan saya, dan ia peduli.

BANYAK GEREJA UNTUK DIKUNJUNGI

Keesokan harinya, tanggal 29 januari, memberi saya suatu firasat tentang rencana dan tujuan Tuhan untuk pelayanan yang disediakan-Nya bagi saya. Ia datang pagi-pagi kepada saya, sebelum fajar menyingsing, dan berkata, “Puteri, Aku ingin engkau memandang kepada sesuatu.”

Di dalam roh Ia membawa saya ke suatu gereja yang tak dikenal – sebuah gereja yang besar sekali penuh dengan orang hitam. Tidak ada wanita yang hadir dalam perhimpunan khusus ini. Yesus menerangkan, “Engkau akan mengunjungi banyak gereja selama engkau mengerjakan tugas Ku.”

Belum pernah saya mengalami yang seperti ini. Seakan-akan saya dapat terbang bersama Tuhan ke waktu dan tempat yang lain. Suatu perasaan yang luar biasa. Ia menambahkan.

“PuteriKu, saya mempunyai banyak hal-hal yang tak terduga untukmu,” Ia berkata, “jadi tunggulah untuk menerima semuanya. Aku akan bersamamu di mana pun. Engkau tidak akan pernah kuatir tentang apapun selagi engkau ada di bumi ini. Aku ingin engkau gembira setiap hari dalam hidupmu.”

Kemudian Ia menghilang. Setelah kunjungan ini, saya tahu bahwa setiap kunjungan sesudahnya Ia akan memberi saya petunjuk baru tentang masa depan saya. Ketika Tuhan memberitahu bahwa saya tidak akan perlu kuatir lagi, saya gembira sebab saya cenderung kuatir dan merasa tidak tenteram sejak waktu saya kecil. Ia menyembuhkan saya sementara Ia mempersiapkan saya untuk pelayanan.

Hadirat-Nya yang begitu manis hanya dapat digambarkan sebagai ketenteraman mutlak. Membuat saya bisa hidup dan berjalan di dalam kebenaran Firman Nya : “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gemetar hatimu.” (Yohanes 14:27).


BAB 3 - SEGALA SESUATU MUNGKIN

“Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Tuhan segala sesuatu mungkin.” ~ Matius 19:26 (Tekanan Ditambahkan)

Pada tanggal 1 Februari 1996 Tuhan mengunjungi saya segera setelah saya tidur sekitar jam 11 malam. Disebabkan getaran badan saya yang selalu menyertai kunjungan Tuhan, Roger sekarang tidur di kamar tidur tamu. Kebetulan sekali ia membuat keputusan ini, sebab terutama pada malam ini goncangannya lebih kuat dari sebelumnya, lagipula diikuti oleh berbagai manifestasi perwujudan hadirat Tuhan.

Tuhan langsung berkata kepada saya, ”Puteri-Ku yang Kukasihi, Aku harus memperlihatkan hadirat-Ku padamu dan berbicara denganmu sebelum pekerjaan ini dimulai.”

Gemilang hadirat Tuhan selalu bersinar menakjubkan, tetapi kali ini Ia berpakaian putih bercahaya seperti matahari. Bentuk-Nya sangat indah untuk dipandang, dan memberi dorongan yang kuat sekali.

Kali ini saya membalas dengan berbahasa roh dan memuji dalam roh. Ketika saya menyanyi, tangan saya terangkat ke depan dan mulai bergerak menurut irama nyanyian. Seakan-akan saya menari, tetapi saya tetap tinggal di tempat tidur.

Saya tidak dapat menahan gerakan tangan saya dan melihat mereka bergoyang ke belakang dan depan sepertinya mereka digerakkan oleh angin yang tenang. Ini adalah angin Roh Tuhan yang membuatnya bergerak, dan setelah menyadarinya, saya diliputi oleh kegirangan dan mulai tertawa. Meskipun saya tidak dapat melihat wajah Tuhan, saya mendengar tertawa-Nya juga.

Gejala ini dikenal sebagai “tertawa kudus” (Holy Laughter) di beberapa kalangan. Saya mengatakan terus terang bahwa saya mengerti inilah perwujudan hadirat Tuhan.

Alkitab mengatakan :

Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah kehadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun. (Mazmur 100:1-5)

Kita tidak perlu heran jika terjadi kegembiraan dan tertawa ketika waktu penyembahan dan memuji di hadirat Tuhan. Ini sesuai dengan Alkitab, dan kita akan terus berada di hadirat-Nya, dengan menyanyi, menyembah, tertawa, merayakan dan mengalami kesenangan-Nya. Sebetulnya, inilah yang dikehendaki-Nya untuk kita karena kita adalah anak-anak-Nya. Nama Ishak – anak mujizat Abraham – terjemahannya berarti “ia tertawa,” dan Tuhan menghendaki kita menikmati hadirat-Nya melalui karunia tertawa.

Meskipun banyak bagian dari Mazmur adalah nyanyian kesedihan, ada beberapa yang menggambarkan keriangan dan tertawa yang adalah benar warisan umat Tuhan.

Contohnya, kita membaca di Mazmur 126:1-3 “Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.”

Waktu orang menanyakan tentang goncangan, nyanyian dalam Roh dan tertawa kudus, saya tunjukkan Firman Tuhan kepada mereka. Salomo, penulis kitab Pengkhotbah, berkata kepada kita bahwa “ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa” (Pengkhotbah 3:4). Sungguh memalukan, kalau ada orang percaya mengira kekristenan harus kaku dan formal, padahal Tuhan menghendaki kita mengalami kegirangan yang amat sangat. Nabi Nehemia menyatakan, “sukacita karena TUHAN itulah perlindungan-Mu” (Nehemia 8:11), dan kitab Amsal mengatakan, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur” (Amsal 17:22). Sekarang saya tahu arti sebenarnya kata-kata yang mengobati ini.

Sungguh saya diberi semangat oleh tertawa Tuhanku ketika kunjungan-Nya bersama saya malam itu. Ia kelihatan begitu puas hati dengan saya. Waktu saya menyanyi dalam Roh, suara saya sendiripun berubah menjadi lain. Betul suara saya – saya tahu – tetapi kedengarannya begitu berbeda, begitu indah, jernih dan berkumandang.

Sekitar tengah malam Tuhan berkata, “Aku mengasihimu, puteri-Ku, dan Aku akan terus mengunjungi.” Ketika Ia pergi saya merasa ringan dan bebas lebih daripada yang pernah saya rasakan sebelumnya, dan hati saya bergairah dengan mengetahui bahwa Ia akan segera mengunjungi saya lagi.

MENGHARAPKAN BANYAK HAL DI LUAR DUGAAN

Keesokan harinya, tanggal 2 Februari, dimulai dengan satu kunjungan istimewa dari Tuhan. Ia mulai membagikan banyak hal dengan saya, seperti yang telah dijanjikan-Nya, “Aku sedang melepaskan semua kuasa yang akan engkau perlukan untuk melakukan pekerjaan yang mana kau telah Kupilih untuk mengerjakannya.” Seperti yang telah saya lakukan malam sebelumnya, saya gemetar dan menyanyi dalam roh.

Tuhan meneruskan pesan pribadi-Nya kepada saya, “Puteri, cara-Ku memakai engkau akan berbeda sekali. Banyak anak-anak-Ku akan tercengang. Aku mempunyai karunia-karunia untuk semua anak-anak-Ku, tetapi Aku akan memberi setiap anak sebuah karunia yang berbeda. Puteri, Aku ingin engkau bersukaria dengan apa yang akan kau terima.”

Suatu janji yang menggembirakan. Tuhan meyakinkan saya, bahwa Ia sedang mempersiapkan saya untuk suatu pelayanan yang istimewa. Saya hanya ingin menyenangkan-Nya.

Dari pukul 2.20 sampai 4.18 pagi keesokan harinya Ia kembali ke kamar tidur saya untuk memberitahu saya lebih banyak tentang kuasa doa. Ia berdiri di depan saya dalam pakaian yang putih bercahaya.

“Puteri-Ku, jangan takut untuk berdoa bagi orang lain, sebab engkau sedang menerima karunia kesembuhan dan semua karunia roh lainnya,” Ia berkata. “Aku tahu bahwa engkau selalu ingin berdoa untuk orang lain dan membuat mereka berbahagia. Sebab itu, Aku memberikan engkau karunia-karunia roh ini.”

Mula-mula, kata-kata-Nya sukar untuk didengar. Saya merasa sangat tak berharga untuk menerima begitu banyak dari Tuhan dan Tuan saya.

Ia melanjutkan, “Engkau mempunyai hati yang istimewa, dan sebab itulah Aku menjawab doa-doamu. Aku melihat hatimu murni, dan engkau seorang puteri yang patuh. Aku mempercayaimu dengan banyak hal. Inilah sebabnya Aku memilihmu untuk melakukan pekerjaan yang penting ini. Imanmu telah membuat-Ku sangat bersuka, demikian juga keinginanmu yang kuat. Hatimu kuat dan merdeka, dan Aku sangat menyukainya.”

Taat kepada Tuhan menjadi hal yang sangat penting bagi saya sebagai seorang percaya. Tujuan utama saya adalah untuk selalu menyenangkan-Nya. Begitu menakjubkan mendengar Dia memberitahu saya, bahwa saya menyenangkan Dia dan bahwa Ia telah menyucikan hati saya dan telah melihat ketaatan saya. Pesan-Nya kepada saya malam itu membuat saya lebih yakin untuk mengikuti Dia di dalam segala-galanya.

“Inilah sebabnya imanmu tumbuh begitu kuat dan engkau membuang hal-hal duniawi untuk Aku.” Yesus melanjutkan, “Jikalau engkau bukan engkau yang sekarang ini, Aku tidak dapat memakaimu untuk pekerjaan yang telah Kusediakan. Apa yang akan kulakukan denganmu akan mengherankanmu. Puteriku, Aku Tuhanmu. Ingat, segala sesuatu mungkin bagi-Ku di bumi atau di surga. Aku akan melepaskan kuasa-Ku ke atasmu sehingga Aku dapat memakaimu.”

Cara Tuhan memanggil saya sebagai “Puteriku” berulang-ulang selalu membuat saya menghapus air mata kasih. Ia sangat berbeda dengan ayah saya yang di dunia ini. Tuhan lemah-lembut, hormat, memberi semangat, dan peka dalam segala perlakuan-Nya terhadap saya. Saya tahu, bahwa Ia tahu keperluan saya sebelum saya mengucapkan kepada Dia. Saya tahu, bahwa Dia adalah Tempat Keselamatanku – Batu perlindunganku – dan apapun jika dibandingkan dengan-Nya, maka “perlindungan” yang lain itu adalah pasir yang tenggelam.

Kemudian Ia menerangkan tentang goncangan badan saya. “Badanmu bergoncang lama sebab engkau memerlukan kuasa bagi kerja ini. Aku mau supaya engkau mengharapkan banyak hal yang di luar dugaan.”

Lebih banyak yang mengherankan. Saya terpekur, dengan gembira. Saya merasa seperti telah mengalami banyak dan sudah cukup untuk seumur hidup. Kunjungan-kunjungan-Nya, waktu doa saya, dan Firman, saat-saat berharga dalam penyembahan di gereja saya – semuanya ini memberi pengaruh dalam yang drastik dalam hidup saya.

Iman saya di dalam Tuhan bertumbuh pesat sekali. Saya tahu, tanpa ragu, bahwa Ia sanggup “melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita” (Efesus 3:20). Goncangan badan saya adalah kuasa-Nya yang sedang bekerja di dalam saya. Ia sedang mempersiapkan saya supaya pada waktunya Ia dapat membuktikan kesanggupan-Nya melakukan jauh lebih banyak melalui saya.

TIDAK TAKUT

Pada tanggal 12 Februari malam, badan saya bergerak lebih kuat dari pada sebelumnya. Karena kuatnya goncangan, saya hampir terpelanting keluar dari tempat tidur. Saya mencoba menarik seprei untuk menahan badan saya, tetapi tidak dapat sebab saya tidak dapat mengendalikan diri saya sendiri.

Goncangan-nya begitu kuat tak terkendalikan sehingga saya menjadi takut.

Pikiran saya mulai menguasai saya. Apakah semua ini hanya tipuan setan belaka? Apa yang terjadi pada diri saya? Apakah saya sudah gila? Saya bertanya-tanya dalam hati.

Kemudian saya ingat akan hal yang telah diberitahukan seseorang kepada saya suatu waktu dulu, “Ketika engkau sebentar lagi menerima anugerah, Setan berusaha menghancurkannya.” Apakah goncangan hebat ini pekerjaan setan atau pekerjaan Tuhan? Saya pikir mungkin dari setan yang mencoba menyakiti saya.

Saya menjadi marah sambil menengking setan, ketika Tuhan memanggil saya,

“Puteri, jangan takut; Aku Tuhanmu.”

Ini sudah cukup bagi saya. Suara-Nya yang lembut mengubah ketakutan saya menjadi tertawa. Terdengar pantulan tawa-Nya yang lemah lembut dekat jendela. Dengan suara yang sangat merdu dan tenang, Ia berkata, “Tidak ada seorangpun akan menyakitimu sebab Aku akan selalu bersamamu akan melindungimu dari yang jahat di dunia ini. Engkau adalah puteri-Ku yang terkasih.”

Satu bagian Alkitab muncul dalam pikiran saya dan melengkapi kata-kata-Nya. “Di dalam kasih tidak ada ketakutan : kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena TUHAN lebih dahulu mengasihi kita.” (1Yohanes 4:18-19).

Kasih Tuhan di dalam hidup saya bertambah nyata dari pada sebelumnya. Saya tahu Ia mengasihi saya. Dalam sinar kasih yang begitu mengagumkan, bagaimana saya takut? Pengalaman malam itu mengajar saya untuk tidak perlu takut akan setan, hal-hal yang jahat, atau saya sendiri lagi, sebab Tuhan telah menjanjikan bahwa Ia akan bersama saya untuk selamanya.

Firman-Nya menyokong janji ini: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5).

Saya tahu bahwa Ia memanggil saya untuk membantu memenuhi amanat agung-Nya : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu, senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:19-20).

Ayat sebelum ini menyatakan kepada kita bahwa hal ini mungkin : “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Matius 28:18). Kuasa, otoritas, kekuatan, dan kehebatan-Nya akan berlaku dalam setiap keadaan jikalau kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya.

Tuhan memberi jaminan tambahan atas kehendak-Nya dan kasih-Nya ketika Ia berkata : “Aku memberimu segala karunia yang akan engkau perlukan untuk memampukanmu memulai pelayanan yang Kuberikan padamu. Catatlah waktu dan hari saat Aku bertemu denganmu … ”

“Suamimu, Roger, akan mendapat karunia pelayanan juga. Engkau tidak perlu kuatir akan apapun juga sebab Aku berjanji padamu bahwa Aku akan menjagamu selama engkau di bumi.”

Di dalam hati saya, saya tahu saya tidak perlu kuatir tentang apapun juga. Ia akan menjaga segala sesuatu bukan hanya dalam kehidupan ini saja tetapi juga di dalam kehidupan yang akan datang. Janji-Nya yang memerdekakan mengingatkan saya kepada Mazmur 23, dan saya menekankan terutama dalam ayat terakhir dari Mazmur yang membangkitkan semangat : “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa” (Mazmur 23:6).

Dengan pikiran yang begitu tenteram saya mengantuk dan Tuhan berkata : “Aku tahu engkau lelah. Tidurlah.” Betul juga, Tuhan memberi kekasih-Nya tidur.

SATU TUMBUH BARU

Dari pukul 11 malam sampai 1.08 pagi pada tanggal 19 dan 20 Februari, Tuhan membawa saya berjalan-jalan dengan-Nya. Sekali lagi, goncangan kuat badan saya seperti biasanya dan hawa panas urapan-Nya memberi saya tanda akan kedatang-Nya sesaat lagi. Hadirat-Nya lebih kuat daripada sebelumnya, kemudian terdengar suara-Nya : “Aku adalah Tuhanmu, puteri yang Kukasihi, dan Aku akan segera menyerahkan segala pekerjaan yang telah Kusediakan untukmu.” Saya dapat melihat-Nya berdiri dekat jendela, dan bentuk tubuh-Nya yang mulai lebih jelas daripada yang telah saya alami sebelumnya.

“Puteri, Aku harus memperlihatkan beberapa hal kepadamu,” Ia berkata sambil mengulurkan tangan-Nya ke arah saya. Seterusnya, saya mengalami perasaan yang aneh seakan-akan badan saya terangkat dari tempat tidur. Tak mengetahui apa yang sedang terjadi, saya mulai berteriak dan mengebaskan tangan saya dengan tak tentu arah. Seolah-olah apa yang di dalam badan saya semuanya melepaskan diri dari diri saya. Suatu pengalaman yang tak dapat digambarkan, bahkan saya meraba-raba badan saya untuk melihat apakah keadaannya masih sama. Saya bertanya-tanya kalau-kalau saya sudah mati.

Pikiran saya jernih, dan saya sedang merintih dalam roh saya. Tiba-tiba saya sadar bahwa saya sedang bersama Tuhan, memakai jubah putih seperti Dia. Tubuh saya baru. Baru seperti seorang gadis muda lagi. Bahkan rambut saya panjang dan lurus.

Saya menyadari saya sedang berjalan sepanjang pantai yang sepi dengan Tuhan. Mungkin Saudara dapat membayangkan betapa herannya saya. Ia mengangkat saya dari tempat tidur, rumah, dan badan saya terbang dan berjalan dengan Dia. Tuhan surga dan bumi telah menghentikan hukum daya-tarik bumi, hidup, dan ruang untuk menunjukkan kepada saya beberapa hal yang tidak akan dapat saya lupakan.

Alkitab berkata : “Daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan TUHAN dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa” (1 Korintus 15:50). Saya hampir menemukan arti harafiah dari kata-kata Rasul Paulus ini.

Saat saya mulai sadar akan tubuh baru saya, saya merasa menyerupai saya, tetapi juga bukan saya. Saya pernah mendengar tentang pengalaman di luar jasmaniah saya dan ditempatkan ke satu tubuh yang bukan saya – tetapi itu adalah saya.

Inilah saya seperti ketika saya seorang gadis muda remaja. Saya mempunyai rambut sama seperti yang saya miliki waktu saya remaja. Saya tak dapat melihat wajah saya dengan jelas, tetapi saya merasa pasti wajah itu paras muka remaja yang bingung yang tanpa Tuhan dan tanpa pengharapan. Walau bagaimana pun, saat ini, gadis muda ini telah mengenal Tuhan, dan ia penuh dengan pengharapan. Begitu mempesonakan. Apa arti semua itu?

SEBUAH TEROWONGAN YANG BERCAHAYA DAN TEMBOK BATU

Kemana Tuhan telah membawa saya ? Mengapa Ia membawa saya bersama-Nya? Saya tak sabar mendengar jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, karena saya tahu semuanya baik untuk saya, yang akan dipakai-Nya untuk memimpin saya.

Mula-mula kami langsung pergi ke samping suatu bukit yang hidup, penuh dengan tumbuh-tumbuhan hijau. Saya dapat melihat sebuah jalan sempit berliku menelusuri sampai ke puncaknya. Lalu kami berjalan sepanjang sebuah sungai kecil yang mengalir dengan airnya yang terjernih sekali yang pernah saya lihat. Kami mengikuti sungai ke jalan masuk sebuah terowongan yang tinggi dan lebar, dan bila dibandingkan, Tuhan dan saya sangat kecil. Kami berjalan

melewati terowongan yang penuh teka-teki, dan ketika kami muncul di bagian lainnya, kami berjalan di tepi pantai lagi.

“Kita akan pergi ke satu tempat yang sangat tinggi,” Tuhan berkata.

Saat Ia berkata demikian, Ia memegang tangan saya, dan badan saya mulai terangkat ke atas permukaan pantai. Waktu itu, badan jasmaniah saya di tempat tidur bergoyang dengan kuat sekali. Tangan dan lengan saya mulai bergerak ke segala arah seakan-akan saya sedang berenang mati-matian berusaha agar tidak tenggelam. Keluhan yang keluar dari roh saya bertambah keras dan lebih kuat.

Kami benar-benar sedang terbang di udara. Kami mendarat pada satu tempat yang dipenuhi oleh pohon-pohon dan rumput, dan kaki kami menginjak di atas jalan berliku yang sempit.

Tuhan dan saya berjalan sepanjang jalan yang turun dari puncak bukit. Akhirnya kami sampai pada sebuah pintu gerbang putih yang berdiri di depan sebuah bangunan putih yang besar. Kami melalui pintu gerbang itu dan terus ke bangunan yang putih.

Kami masuk dan berjalan sepanjang gang yang panjang menuju kepada sebuah ruangan yang sangat luas, di mana kami masuk. Ketika saya melihat ke bawah, saya baru sadar bahwa saya sedang memakai jubah yang lain dari pada yang saya pakai di pantai, dan saya dapat merasakan sesuatu yang berat sedang terletak di atas kepala saya. Saya meraihnya dan menemukan sebuah mahkota yang indah telah di letakkan di sana tanpa saya sadari.

Kemudian saya langsung memandang Tuhan. Ia sedang duduk diatas takhta, dan Ia memakai pakaian yang bercahaya dan mahkota emas. Yang lainnya bersama dengan saya, bersujud di atas lantai dan meniarap di hadapan-Nya.

Dinding ruangan itu terbuat dari batu-batu besar yang bersinar dan gemilang. Batu-batu yang beraneka warna mengakibatkan ruangan itu hangat dan gembira, meskipun penuh misteri.

KE TEMPAT DI MANA HANYA YANG BERHATI MURNI BOLEH PERGI

Lalu, secepat saya diangkat ke gunung dan ke dalam bangunan putih, saya menemukan diri saya di pantai lagi. Seperti yang telah saya lakukan selama ini, saya menemukan diri saya sebentar tertawa, berteriak, menangis, gemetar, mengebaskan lengan saya tak tentu arah, dan berkeringat. Rasa gembira begitu padat, saya merasa seolah-olah saya dapat menyentuhnya. Saya tahu saya telah diangkut ke suatu dunia yang lain, tetapi dimana itu? Mengapa ini terjadi? Apa maksud semua ini?

Tuhan menjawab pertanyaan saya dengan jelas dan tegas. “Puteri-Ku, tadi kita pergi ke kerajaan surga.”

Ia segera tahu pertanyaan yang sedang terkumpul di hati saya : Bagaimana kami sampai ke sana?

“Mereka yang akan pergi ke sana adalah anak-anak yang taat dan berhati murni.”

Tuan saya berhenti sebentar lalu melanjutkan, “Beritahukan anak-anak-Ku untuk memberitakan injil. Aku datang segera untuk mereka yang menanti dan siap untuk Aku.”

Sekarang saya tahu tugas saya yang terutama. Saya telah melihat kerajaan surga, dan ini begitu nyata sekali. Saya tak akan pernah lupa segala keajaiban yang saya lihat.

Tuhan menambahkan, “Mereka yang tidak memberikan perpuluhan adalah anak-anak yang tidak patuh.”
                  
“Apakah saya harus menceritakannya kepada siapapun, Tuhan?”

“Aku mau engkau memberitahukannya kepada setiap orang.”

Kemudian Ia mengulangi sesuatu yang pernah diperintahkan-Nya kepada saya untuk mengerjakannya beberapa kali sebelum ini, “Tuliskan segala sesuatu yang Kuperlihatkan dan Kuceritakan padamu.”

“Beritahu saya lebih, Tuhan.”

“Lain kali, puteri-Ku. Aku tahu engkau lelah. Tidurlah.”

Ketika Ia pergi, demikian jugalah dengan badan transformasi saya. Saya menyalakan lampu, mengambil buku catatan dan pena saya, serta mulai menulis segala sesuatu yang telah saya alami selama perjalanan yang menggairahkan ke kerajaan Tuhan. Saya merasa terpesona dan rendah hati. Tiada kata-kata yang dapat menggambarkan perasaan saya. Saya merasa seakan-akan saya bukan milik dunia ini lagi.

Sejak itu, yang dapat saya pikirkan hanya tentang Tuhan dan Surga. Saya ingin sekali kembali ke kerajaan. Kerinduan itu rupanya terdengar Tuhan sebagai suatu doa, sebab seperti yang akan Saudara lihat nanti, Tuhan membawa saya beserta-Nya berulang kali setelah itu.


BAB 4 - LEBIH CEPAT DARI YANG SAUDARA KIRA

Ia yang memberi kesaksian tentang semua ini, berfirman “Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus! (Wahyu 22:20)

“Puteri Ku, Choo Nam, Aku Tuhanmu.” Suara yang biasa terdengar dari Tuhan saya diucapkan dengan penuh kasih dan keyakinan di dalam kamar tidur saya pagi-pagi sekali pada 24 Pebruari 1996.

Goncangan badan saya telah membangunkan saya sekitar tengah malam. Saat ini saya melihat jam untuk mengetahui berapa lama goncangannya. Sesudah kira-kira dua puluh menit, keluhan dari dalam roh saya mulai. Saya terus bergetar, dan hawa panas urapan Tuhan menyebabkan saya berkeringat. Segera setelah waktu persiapan, saya mendengar Tuhan berkata kepada saya.

Saya menjadi seperti sudah biasa dengan hadirat-Nya. Kebanyakan saya sangat menikmati kunjungan-kunjungan-Nya. Pada kesempatan ini, gambaran hadirat-Nya sangat terang. Bentuk badan-Nya bermandikan cahaya putih murni yang lembut dan hangat. Ia mengulurkan tangan-Nya kepada saya sementara saya terus bergoncang dengan lebih kuat, dan lengan-lengan saya mengebas ke semua arah.

Seperti yang saya alami minggu sebelumnya, roh saya terangkat dari badan saya, dan saya dapat melihat diri saya sendiri sebagai seorang gadis muda dengan rambut panjang dan lurus. Sekali lagi saya sedang berjalan di pantai dengan Tuhan. Kami berjalan dan terus berjalan. Waktu yang sunyi Yesus sepertinya sedang berpikir, dan waktu yang paling lama tanpa Ia berkata sepatah katapun.

Satu hal yang akhirnya dikatakan-Nya, berulang-ulang, yaitu, “Kita punya sangat banyak pekerjaan.”

KITA AKAN KE SURGA

Tuan saya membawa saya lagi ke dalam sebuah terowongan yang besar sekali. Tidak seperti kebanyakan terowongan, terowongan yang satu ini terang dan bersinar. Saya segera sadar bahwa ini adalah terowongan yang sama Ia membawa saya untuk pertama kalinya. Saya berpikir ini mestinya terowongan yang orang-orang hampir mati sering mengalami keadaan seperti lorong dari kehidupan ini kepada kehidupan selanjutnya.

Dalam kebanyakan keadaan mengalami keluar dari badan, orang melaporkan bahwa mereka terlempar ke dalam terowongan yang panjang, gelap dengan cepat sekali. Jauh di ujung terowongan itu mereka dapat melihat kemilau sinar cahaya surga. Ini, saya pikir, mesti jalannya kepada kerajaan Surga yang menakjubkan, yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Sekarang Tuhan dan Juruselamat saya sedang membawaku ke sana lagi.

Kami berjalan di samping sungai yang sangat bening dan indah sekali lagi, dan kemudian kami kembali ke pantai. Yesus lalu berkata, “Kita akan ke surga.”

Hati saya seakan melonjak sampai ke leher jiwa saya dibanjiri oleh keinginan yang begitu menggembirakan karena saya menyadari, bahwa saya akan ke surga. Saya akan pulang, dan Yesus sendiri mengantar saya berkeliling ke alam baka supaya saya dapat menulis mengenainya dan supaya orang lain tahu. Begitu menggetarkan hati bisa terpilih untuk mendapat penghargaan seperti itu, dan saya hampir tidak dapat menahan kegirangan yang menyelubungi saya.

Segera setelah Yesus mengumumkan tujuan kami, saya mulai terbang. Saya pernah naik pesawat udara, penerbangan-penerbangannya selalu menggetarkan dan menggembirakan; tetapi kali ini badan saya sedang terbang seperti seekor burung. Saya teringat ayat dari Yesaya : “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru : mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu; mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yesaya 40:31).

Saya selalu menafsirkan itu dari sudut rohani, tetapi sekarang sudah menjadi suatu kenyataan yang hidup. Saya terbang dan membumbung seperti seekor rajawali, dan saya tidak takut, sebab saya tahu Yesus bersama saya.

Bagaimanapun, pengalaman terbang ini hanya sebentar. Seperti satu detik saja. Segera kami sampai pada suatu jalan yang sempit, berliku yang dibatasi dengan indahnya oleh pohon-pohon tinggi dan lebatnya rumput hijau. Di depan, saya melihat sebuah gerbang yang besar sekali yang dipasang dengan sebuah pagar putih. Sewaktu kami mendekati gerbang saya melihat bahwa jalan pada bagian lain dari pagar itu semuanya putih, dan pada kedua belah sisi jalan kecil itu, segala jenis bunga-bunga yang indah permai dan beraneka warna memamerkan bermacam-macam warnanya dan mekar.

Saya belum pernah melihat keindahan seperti itu, dan ayat lain dari Firman Tuhan datang ke pikiran saya :

“Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu : Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mandandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata : Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Tuhan dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:28-33)

Kemudian saya mulai mengerti dengan lebih jelas mengapa Tuhan mengizinkan saya mengunjungi kerajaan-Nya. Saya sadar pada saat itu, bahwa jika yang dapat mati di bumi dapat melihat apa yang saya lihat, mereka tidak perlu kuatir lagi. Saya tahu harus menceritakannya kepada semua orang yang saya temui mengenai pengalaman saya sehingga mereka juga tidak akan pernah kuatir lagi.

Tuhan sungguh-sungguh menjaga semua keperluan hidup kita. Tuhan sedang melaksanakan kehendak-Nya. Kasih-Nya kepada anak-anak-Nya tak pernah padam. Firman-Nya benar. Sekarang keinginan hati saya yang membara adalah untuk menolong orang supaya mengerti, melihat, percaya kebenaran.

Pengalaman-pengalaman saya mengajar saya, bahwa “Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Tuhan” (Roma 8:28).

SURGA LEBIH BAIK

Susunan bunga-bunganya lebih hebat dari kebun manapun yang pernah saya lihat.

Saya terpekur, Saya gembira karena mengetahui bahwa ada bunga di surga. Bunga-bunga merekah paling indah yang pernah saya lihat, dan mereka seakan-akan tumbuh lebih bercahaya dan lebih berwarna-warni sewaktu kami mendekati pintu masuk ke istana putih yang luas yang telah kami lalui.

Yesus menuntun saya ke atas anak tangga kepada pintu berganda di depan, saya melihat bahwa pintu masuknya berbingkai emas, dan berpanel kaca ornamen warna yang indah pada kedua sisinya. Kami berjalan melalui pintu sampai pada lantai pualam yang putih. Dinding-dinding batu lorong ruang takhta Tuhan, dan dengan setiap langkah yang kami ambil, hati saya berdebar-debar lebih kuat.

Kami masuk ke suatu ruangan, dan kejadian ini lebih mempesona dari sebelumnya. Takhta Tuhan terbuat dari emas yang mengkilat berdiri megah sedikit lebih tinggi dari podium yang berbentuk bujur telur. Sorot cahaya kemuliaan mengalir dari tengah-tengah ruangan di mana podium itu terletak.

Saya dibimbing oleh seorang malaikat ke suatu kamar kecil di samping, dan saya heran menjumpai kamar rias di situ. Sebuah kaca berukuran badan meliputi seluruh dinding sebelah kiri ruangan ini, dan banyak kursi beludru yang indah teratur dengan rapi di depan kaca.

Suatu makhluk yang cantik berdiri di depan saya, dan saya langsung menyimpulkan bahwa saya sedang bersama seorang malaikat. Makhluk itu membuka sebuah lemari pakaian yang sangat besar berisi banyak jubah, pakaian, dan mahkota. Malaikat itu memilih satu dari pakaian-pakaian itu dan meletakkan sebuah mahkota di atas saya. Setiap jubah bersulamkan warna-warna yang kaya. Saya berpendapat bahwa pakaian-pakaian ini adalah yang paling mempesona dan paling mahal yang pernah saya lihat.

Setelah saya berpakaian, malaikat itu menemani saya kembali ke ruangan utama. Tuhan sedang menunggu saya. Saya melihat bahwa Ia memakai pakaian dan mahkota yang sama dengan saya.

Ia membawa saya ke suatu bangunan yang lain yang menyerupai gambar-gambar istana di zaman pertengahan Eropa yang sering saya lihat. Ada dinding batu pada kedua sisi istana itu, dan bunga-bungaan yang indah ditanam di sekelilingnya. Pada waktu saya menikmati pemandangan di depan saya, saya merasa seperti saya berada di suatu negeri yang indah menakjubkan, tenteram dan bahagia. Saya tidak ingin kembali ke bumi.

Alkitab mengatakan kita semua akan menyembah Tuhan di hadapan takhta-Nya :

“Segala bangsa yang Kau jadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu. Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah” (Mazmur 86:9-10).

Di bagian lain si pemazmur menyatakan, “TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu. Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya” (Mazmur 103:19-20).

Nabi Yesaya mencatat perkataan Tuhan : “Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku” (Yesaya 66:1).

Surga adalah tempat yang begitu mulia, dan adalah suatu kegembiraan untuk sujud menyembah Tuhan di sana selama-lamanya.

Saya pernah mendengar sekali paduan suara tentang surga yang berbunyi : “Surga lebih baik dari ini / Puji Tuhan / Sungguh gembira dan bahagia / Menyusuri jalan-jalan dari emas murni / Engkau akan masuk ke suatu negeri di mana engkau tidak akan pernah menjadi tua” (sumber tak dikenal). Sekarang saya mengerti kebenaran lagu ini. Surga jauh lebih baik dari bumi. Sungguh, tidak ada bandingannya di antara bumi dan surga.

Kami memasuki istana, dan saya langsung melihat betapa serambinya berpermadani warnai-warni. Perabotnya yang elok dipilih sesuai dengan warna dan gaya permadaninya. Dindingnya berkilauan dan mengkilap – sangat gemerlap, nyatanya, hampir membutakan saya. Pada akhir ruang masuk, terus sedikit, saya melihat pintu dorong. Saya ingin tahu apa yang akan kami temukan di bagian yang lain.

KOLAM ISTIMEWA

Saya segera tahu, pintu dorong kaca tidak menuju ke ruangan yang lain :

melainkan adalah pintu keluar masuk ke kebun istana. Di tengah-tengah tempat yang mengagumkan ini ada sebuah kolam. Seluruh “halaman belakang” dikelilingi oleh dinding batu. Bunga-bunga dari segala jenis dan rupa membentuk suatu lautan cantik ke manapun saya memandang.

Saya melihat bermacam pohon buah-buahan tumbuh dekat dinding batu itu. Pohon-pohon ini dipenuhi oleh buah-buahan yang paling besar dan paling lezat yang belum pernah saya lihat. Mereka dilingkari oleh bunga-bunga yang cantik dan indah lebat. Tersebar di seluruh kebun yang mempesona ini adalah batu-batu sungai yang besar yang kelabu kelihatannya dipasang secara teratur untuk duduk dan istirahat.

Kolam itu membangkitkan rasa ingin tahu saya, dan secepat saya memandangnya, saya mulai menyanyi dalam Roh dan menari dengan riang. Saya sungguh-sungguh tak dapat menerangkan mengapa saya memberikan reaksi kepada pemandangan itu dengan begitu gairah, tetapi sesuatu yang ajaib mendorong saya untuk mengungkapkan rasa terima kasih saya, kegembiraan, dan kedamaian dengan cara begitu. Tuhan duduk atas batu dan menonton saya menari.

Saya teringat akan satu ayat dari Kitab Perjanjian Lama : “Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga” (2 Samuel 6:14). Kolam itu mengingatkan saya satu ayat dalam buku Wahyu : “Roh dan pengantin perempuan itu berkata : “Marilah!” Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata : “Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barang-siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” (Wahyu 22:17). Ya, ada sekelompok air di surga, dan air dari kolam mini jernih dan tenang. Airnya bersinar seperti kristal.

Ia, Tuhan, berkata kepada saya, “Ini adalah kolam yang istimewa.”

Saya tahu, tetapi saya tidak tahu mengapa. Tuhan tidak menerangkan perkataan-Nya kepada saya saat ini, tetapi saya menduga, bahwa kolam itu menyimpan banyak rahasia rohani yang akhirnya saya akan pelajari, satu-persatu. Saya berpikir :

Inikah dimana dosa saya dan dosa-dosa orang-orang percaya yang lain dikubur? Apakah kolam ini lambang air dalam Firman Tuhan?

Tentu saja, air melambangkan penyucian dosa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita. Firman-Nya berkata bahwa “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (lihat 1 Yohanes 1:9). Firman Yesus seperti yang tercatat oleh Rosul Yohanes, masuk ke dalam pikiran saya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan TUHAN” (Yohanes 3:5).

YESUS SUDAH SIAP … DAN MENUNGGU

Sesudah beberapa saat yang sungguh-sungguh menggembirakan, ketika saya menari dan menyanyi dekat kolam, Tuhan membawa saya kembali ke istana putih di mana saya mengganti pakaian yang saya pakai ketika ia membawa saya ke surga. Kemudian kami berjalan kembali ke tempat kami mendarat di gunung yang tertutup oleh pohon-pohon dan semak-semak hijau.

“Kita sedang kembali ke bumi,” Tuhan berkata.

Ia memegang tangan saya lagi dan kami mulai terbang dari cakrawala surgawi ke bumi. Kami kembali ke tempat dimana kami mulai perjalanan khusus ini – sepanjang pantai yang cantik dan tenteram tempat kami berjalan-jalan sebelumnya.

Yesus berkata : “Puteri-Ku, sekarang kamu tahu betapa istimewanya engkau bagi-Ku. Aku mau engkau mengingat bahwa mengambil waktu yang lama bagi-Ku untuk mempersiapkanmu bagi membawamu ke dalam kerajaan-Ku, untuk menunjukkan hal-hal ini sebagai engkau dapat memberitahu dunia.”

Saya mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan-Nya kepadaku.

Tuhan meneruskan : “Aku mau engkau mengingat semua yang Aku beritahukan dan tunjukkan kepadamu. Pastikan engkau menulis segala sesuatunya. Aku akan memastikan setiap orang mengerti segala hal yang Aku tunjukkan dan beritahu kepadamu.”

Bagian kata-kata-Nya ini mengangkat beban tanggung jawab yang berat, yang saya rasakan sejak Ia pertama kalinya memberitahu saya, bahwa saya telah terpilih untuk melakukan pekerjaan-Nya. Sekarang saya tahu, bahwa Ia hanya berkata melalui saya untuk disampaikan kepada orang lain. Saya hanya harus bersedia untuk dipakai oleh-Nya. Rupanya mudah sekali, setelah segala yang saya lihat dan alami.

Yesus melanjutkan, “Banyak orang berpikir Aku tidak pernah datang untuk mereka, tetapi Aku berkata, Aku datang lebih cepat dari yang mereka duga.”

Ketika Ia mengatakan ini, nada suara-Nya berubah. Ia seolah-olah hampir marah, atau setidak-tidaknya saya merasakan urgensi yang sangat di dalam kata-kata-Nya. Ini adalah suatu peringatan. Satu pesan yang harus saya sampaikan – dan saya sampaikan sekarang. Akhir zaman itu betul-betul ada pada saat ini. Yesus datang segera.

Saya percaya Tuhan telah siap untuk orang-orang-Nya, tetapi orang-orang-Nya-lah yang belum siap bagi-Nya. Tapi pesan ini kedengarannya sangat mendesak. Inilah sebabnya saya harus menyampaikan pesan ini. Saya tidak punya pilihan lain – saya harus patuh kepada Tuhan. Manusia perlu diingatkan bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat. Manusia perlu bersiap untuk Kedatangan-Nya yang kedua dengan menyesal atas dosa-dosa mereka dan menerima Dia ke dalam hidup mereka.

Alkitab jelas sekali tentang ini :

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah daging atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemulian-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:12-14)

Yesus – Firman Tuhan yang hidup – memberitahu saya untuk cepat pergi dan menyampaikan kepada orang lain, bahwa Ia segera kembali. Itulah yang dimaksudkan-Nya ketika Ia berkata, “Kita ada banyak pekerjaan untuk dilakukan.”

KUASA DALAM DARAH

Akhir Februari 1996 lebih menggetarkan dari permulaannya. Dari pukul 4.00 pagi sampai 5.30 pagi pada tanggal 28 Februari, Tuhan bersama saya. Ia datang kepadaku dan memberikan salam, “Choo Nam, Aku Tuhanmu.”

Ia mengulurkan tangan dan memegang tangan saya, dan kami secara ajaib diangkat ke pantai yang indah. Ia memegang tangan saya ketika kami berjalan sepanjang tepi laut, dan kali ini Tuhan seakan-akan ingin berbicara dengan saya.

Seolah-olah dengan hasrat yang membara Ia ingin menyampaikan banyak hal kepada saya.

Kami duduk di atas pasir dekat tepi lautan. Sementara air surut dan mengalir di depan kami, satu kejadian yang mengherankan terjadi. Tepi air berubah menjadi darah. Ombak berbuih merah tua memecah di depan kami. Seakan-akan darah itu kotor, dan saya bertanya, “Mengapa darahnya begitu kotor?”

“Darah-Ku, Choo Nam,” Ia berkata. “Darah-Ku menyucikan semua dosa-dosa anak-anakKu.”

Saya mulai menangis mendengar pernyataan ini. Ia telah menumpahkan darah-Nya untuk saya, menyucikan saya dari semua dosa-dosa saya. Ia yang tak mengenal dosa telah menjadi dosa untuk saya supaya saya dapat berpakaian kebenaran Tuhan. Dosa Domba Tuhan yang sempurna telah membasuh bersih dan membebaskan saya. Air mata tangisan saya timbul dari lubuk yang dalam di hati saya ketika saya sadar dengan segala syukur atas segala yang dilakukan oleh Yesus untuk saya.

“Jangan menangis, Puteri-Ku,” Ia berkata.

Badan transformasi saya tidak mempunyai perasaan jasmani sama sekali ketika kami terangkat dari tepi laut. Sensasi terbang dalam badan saya merasa pusing atau pening kepala. Sebab badan transformasi saya tidak memberi reaksi seperti badan duniawi saya jika dalam keadaan yang sama.

BENANG MERAH TUA

Ketika kami sampai di kerajaan Surga, kami berjalan melalui jalan yang telah kami kenal, melewati gerbang yang sekarang sudah biasa kami lalui dan masuk istana putih. Kami mengganti pakaian dengan pakaian-pakaian kerajaan yang indah. Lalu kami pergi ke kolam lagi.

Kolam ini sangat istimewa, tempat yang luar biasa. Sekali lagi saya menyanyikan lagu-lagu dalam roh dan menari di hadapan Tuhan. Ia hanya duduk di atas batu laut dan menonton saya; menikmati kegembiraan saya. Kelihatannya Ia senang melihat saya menari dan meyanyi dan memuji Tuhan.

“Apakah engkau suka tempat ini, puteri-Ku?”

“Ya, Tuhanku,” saya menjawab, sambil tersenyum.

“Aku akan membawamu kemari setiap kali engkau ke surga.”

Pernyataan ini menggetarkan perasaan saya untuk dua sebab – saya ingin terus kembali, dan saya suka sekali keadaan yang istimewa dan luar biasa dekat kola ini. Tempat ini seperti suatu sumber yang tenang jauh kesibukan dunia – tempat yang menyegarkan, penuh sukacita. Saya mencintai keadaan di sini.

Tidak lama, kami meninggalkan kolam dan berjalan menuju bangunan putih dimana pantai kami berganti jubah seperti sebelumnya dan terbang ke bawah menuju pantai bumi. Saya heran mengapa Ia tidak menunjukkan sesuatu yang baru ketika Ia membawa saya ke surga kali ini. Kami berjalan sepanjang sungai dimana terowongan yang pernah saya lihat itu berada, dan saya melihat sungainya berubah menjadi darah. Yesus menunjuk, ”Itu darah-Ku – darah yang Kutumpahkan bagi anak-anak-Ku.”

Kata-kata-Nya menyebabkan saya menangis. Saya menundukkan kepala saya dan mulai tersedu-sedu.

Tuhan memegang kepala saya dan berkata, “Jangan menangis, puteri-Ku.”

Suara-Nya bernadakan permohonan yang memilukan, menyebabkan saya terus menangis. Ia ingin sekali anak-anak-Nya mengetahui bahwa dengan sukarela Ia mencucurkan darah-Nya untuk mereka, tetapi banyak yang gagal untuk mengetahui pemberian yang luar biasa ini dalam hidup mereka. Lagi, kebenaran Alkitab bergema di dalam pikiran saya : “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-prang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya” (Yohanes 1:11). Saya tahu, bahwa kenyataan ini menyebabkan sakit dan pedih dalam hati Tuhan saya, dan saya merasa begitu berharga dan bersyukur bahwa Ia telah memilih untuk berbagi perasaan-perasaan ini dengan saya.

“Aku melakukan segelanya untuk anak-anakKu,” Ia berkata. “Walaupun demikian, ada dari mereka yang tidak percaya, dan bahkan beberapa yang percaya tidak hidup menurut firman-Ku.”

Kesedihan yang terpantul dari suara Tuhan saya sangat nyata. Saya teringat bagaimana Ia menangisi kota Yerusalem karena orang-orang di sana tidak peduli akan Dia. Saya teringat bagaimana Ia sedih berduka oleh kenyataan bahwa beberapa dari antaranya tertidur daripada berdoa pada malam Ia dikhianati.

Bagaimana sakit hati-Nya ketika Petrus menyangkal bahwa ia mengenal-Nya, dan bagaimana dalamnya penderitaan yang dialami-Nya ketika Yudas Iskariot mengkhianati-Nya. Bahkan setiap hari, seperti yang dikatakan pada saya, anak-anak-Nya menolak Dia, mengkhianati-Nya, melupakan Dia dan kehilangan kuasa darah-Nya yang telah ditumpahkan-Nya bagi mereka. Saya dapat merasakan kedukaan yang dalam dialami oleh Tuan saya.

Sekarang saya tahu lebih dari sebelumnya mengapa panggilan saya harus dipenuhi. Orang-orang – baik yang diselamatkan maupun yang sesat – perlu mengetahui kuasa darah Yesus. Mereka perlu mengerti segala yang telah dilakukan-Nya untuk mereka di bukit Kalvari.

Umat Tuhan, demikian juga dengan orang-orang dunia, perlu mengetahui bahwa Yesus telah membuka jalan bagi mereka yang mengalahkan dunia, kegelapan, yang jahat dan semua pekerjaan musuh. Darah Yesus – benang merah tua yang menyusun seluruh Alkitab – telah membuka jendela bagi mereka. Mereka perlu mengerti bahwa kebenaran yang dikatakan Yesus di dalam Wahyu sekarang ini pada zaman kita juga :

Karena engkau menurut firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencoba mereka yang diam di bumi. Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.

“Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari AllahKu, dan nama-Ku yang baru. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” (Wahyu 3:10-13)

Maranatha!



(oleh Kristus Ministry)

No comments:

Post a Comment

Artikel Lainnya