Paskah Dalam Perjanjian Lama
Di dalam Perjanjian Lama,
Paskah atau "Passover" atau "Pesakh" (Ibrani) adalah
perayaan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir, di mana pada saat itu
diadakan upacara roti tidak beragi dan persembahan anak sulung dengan upacara
korban domba paskah, dan merupakan perintah Tuhan agar dikenang oleh Musa. Pada
saat itu umat Allah merayakan Paskah dalam berbagai lambang, karena seperti
yang dinyatakan dalam Kolose 2:17, "Semuanya ini hanyalah bayangan dari
apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus. "
Ibrani 10:1, "Di dalam
hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang,
dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang
sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak
mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya."
Hari raya pada masa
Perjanjian Lama adalah bayangan dari apa yang akan datang, dan wujudnya adalah
Kristus.
Paskah Dalam Tradisi Yahudi
Di dalam tradisi Yahudi yang
lazim sampai saat ini, kepala keluarga mengucapkan puji-pujian lalu mengedarkan
cawan anggur pertama. Makanan kecil disajikan sebagai hidangan pendahuluan.
Kemudian cawan anggur yang kedua diedarkan. Lalu ada seorang anak laki-laki
harus bertanya, "Apa arti semua upacara ini?" kepala keluarga
menjawab dengan membacakan kitab Ulangan
26:5-11.
Pembacaan kitab suci
kemudian disambut dengan menyanyikan salah satu Mazmur, biasanya Mazmur
113-118. Sesudah kepala keluarga membagikan roti yang tidak beragi, daging anak
domba dan kuah pahit, lalu cawan anggur yang ketiga diedarkan. Setelah semua
selesai makan, mereka menyanyikan bagian kedua dari Mazmur. Biasanya
nyanyian-nyanyian itu diakhiri dengan mengulang beberapa ayat tertentu.
Perayaan ini diakhiri dengan cawan anggur keempat sebagai cawan perpisahan.
Perjamuan Paskah Yahudi seperti itulah yang dirayakan bersama murid-murid-Nya.
Paskah Di Dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru Paskah
menunjukkan pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. Pengorbanan itu membebaskan
manusia dari perbudakan dosa. Hal ini hanya terjadi bagi mereka yang percaya
kepada-Nya. Paskah bisa disebut sebagai tindakan Allah yang mengasihi manusia
yang sudah jatuh di dalam dosa, dengan mengorbankan anak-Nya yang tunggal yaitu
Yesus Kristus.
Yesaya 59:1-2,
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan
pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan
pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia
menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala
dosamu."
Yeremia 5:25, “Kesalahanmu
menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.”
Dokter bisa membebaskan kita
dari sakit penyakit (walaupun adakalanya dokter pun menyerah), bantuan keuangan
dari seseorang mungkin bisa membebaskan kita dari masalah keuangan, aparat
keamanan juga bisa membebaskan kita dari ancaman manusia yang memusuhi kita,
tetapi yang bisa membebaskan kita dari kuasa dosa hanya Tuhan Yesus Kristus.
Roma 6:23, “Sebab upah dosa
ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita.”
1. Paskah Berbicara Tentang Kuasa Kebangkitan
Banyak orang Kristen yang
belum mengetahui bahwa makna Paskah selain membebaskan kita dari kuasa dosa,
Paskah juga berbicara kebangkitan Kristus yang mana dengan kebangkitan-Nya, Ia
menyatakan kuasa-Nya.
Yesus mempunyai kuasa untuk
menyerahkan nyawa-Nya dan mengambil kembali nyawa-Nya. Di dalam Yohanes
10:17-18, Yesus berkata; "Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan
nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku,
melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima
dari Bapa-Ku."
Tidak ada satupun mahluk
yang dapat melakukan hal seperti itu, dan melalui kebangkitan-Nya Yesus Kristus
membuktikan bahwa Ia adalah Allah, karena hanya Allahlah yang dapat menyerahkan
dan mengambil nyawa-Nya sendiri. Jadi jika seseorang memahami makna Paskah yang
sesungguhnya yaitu Paskah berbicara mengenai kuasa kebangkitan Yesus Kristus
dan ia percaya, maka kehidupannya akan berbeda. Orang berdosa yang diselamatkan
karena percaya; akan memiliki rasa takut akan Tuhan dan keyakinan penuh bahwa
Kristus tinggal di dalam dia, maka satu-satunya kerinduan dan pikirannya adalah
melakukan kehendak Tuhan serta memimpin orang-orang berdosa kepada Kristus.
2. Paskah Berbicara Keagungan Allah Yang hebat
Kebangkitan Yesus mematahkan
kuasa maut, maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Di dalam surat Roma 6:9 ada
tertulis; "Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara
orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia."
Alam maut tidak sanggup
menahan Yesus Kristus untuk tetap tinggal dalam alam maut. Yesus mematahkan
kuasa maut dan mengalahkannya, hal itu membuktikan bahwa Yesus adalah Allah.
Tidak ada makhluk apapun yang dapat mengalahkan maut selain Tuhan. Yesus
menjamin kebangkitan orang-orang yang percaya kepada-Nya, seperti ada tertulis
didalam 1 Korintus 15:21-22, "Sebab sama seperti maut datang karena satu
orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang
manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam,
demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan
Kristus."
Orang yang bersekutu dengan
Adam itu artinya yang bersekutu dengan dosa dan ia akan mati, pada kehidupan
selanjutnya pun akan tetap mati yaitu mati dalam kebinasaan kekal. Dan siapakah
yang akan dibangkitkan dari kematian? Yaitu mereka orang-orang yang hidup dalam
persekutuan dengan Kristus semasa hidup mereka dalam dunia ini.
1 Korintus 13:12,
"Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang
samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku
hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan
sempurna, seperti aku sendiri dikenal."
Paskah adalah pernyataan
keagungan dan kebesaran kasih-Nya. Semakin sering kita merenungkan keagungan
Allah semakin kita menyadari betapa sedikitnya kita mengetahui tentang Allah.
Rasul Paulus menulis di
Filipi 3:10, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi
serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,"
Dengan memiliki pemahaman
yang benar tentang makna Paskah yang sesungguhnya, marilah kita ubah hidup
kita. Tinggalkan cara hidup yang sia-sia, semua rasa sakit yang dirasakan
manusia tidak sebanding dengan pengorbanan Yesus, jangan suam-suam kuku
melainkan semakin bergairah untuk hidup sama seperti Kristus. Teruslah berdoa
karena dengan banyak berdoa itu bukan membuat Tuhan semakin mengasihi kita, melainkan membuat kita semakin
mengasihi Tuhan.
Dengan demikian Tuhan
sendiri yang akan terus mengisi jiwa kita dengan rasa takut yang kudus,
sehingga keinginan berdosa tidak pernah bisa berkembang ataupun bersemi lagi
didalam jiwa kita, sebaliknya kita semakin sungguh-sungguh hidup menjadi umat
yang layak bagi Tuhan.
Selamat merayakan Paskah,
kiranya Tuhan Yesus memberkati kita berlimpah-limpah.
Amin.
(oleh Kristus Ministry)
(sumber : hmministry.id)
No comments:
Post a Comment