Keintiman
Shalom sahabat Kristus,
"Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan"! ~ Matius 7:22-23.
"Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan"! ~ Matius 7:22-23.
Bagaimana seseorang bisa
dikatakan intim dengan Tuhan?
Bagaimana seseorang bisa
dikatakan bergaul karib dengan Tuhan?
Kebanyakan orang akan
menjawab dengan jawaban klise seperti,
"Saat
teduh setiap hari".
"Baca
Alkitab sekian pasal setiap hari".
"Memuji
dan menyembah Tuhan setiap hari".
Dan sejenisnya, dan
seterusnya demikian. Namun benarkah semua itu tadi ukuran keintiman seseorang
dengan Tuhan? Karena kenyataannya, banyak yang melakukan semuanya itu secara rutin, tapi bahkan tidak mengenal dirinya sendiri
dengan benar, tidak tahu siapa sesungguhnya dirinya
di hadapan Tuhan.
Keintiman atau keakraban
harus diawali dengan pengenalan yang sungguh.
Itu sebabnya, buat kita pribadi salah satu ukuran keintiman yang paling tangible/nyata adalah ketika Tuhan sudah pernah minimal sekali berterus terang kepada diri kita berkata tentang
sesuatu yang paling Dia benci atau yang paling Dia tidak sukai dalam hidup kita.
Kebanyakan yang paling Tuhan
tidak sukai dari diri kita adalah karakter buruk
atau dosa kelemahan yang masih kita sukai
dan kita cenderung mengabaikan untuk menyalibkannya
atau tidak menyadarinya. Dan ketika Tuhan
berterus terang menyingkapkan itu kepada kita, harusnya hati kita terus gelisah
setiap kali teringat hal itu. Bukan karena kita terintimidasi, namun karena kita merasa terganggu karena hati kita
mengasihi-Nya dengan tulus.
Karakter buruk atau dosa kelemahan
itu bisa macam-macam bentuknya, mulai dari mata duitan, mata keranjang, haus
pujian, suka gosip, sulit merendahkan hati, angkuh, dan sebagainya. Dan
berbahagialah ketika Tuhan tegor kita dengan keras
bahkan dengan api cemburu-Nya, sebab itu tanda Dia peduli dan sangat mengasihi
kita. Tapi jika sudah jalan dengan Tuhan sekian lama dan Dia tidak pernah sekalipun berterus terang secara
demikian, waspadalah! Mungkin sebenarnya
Anda tidak pernah dianggap oleh-Nya karena Anda sendiri tidak pernah mempedulikan
Hati-Nya.
Mengapa demikian? Perhatikan
hubungan dua orang yang akrab, dua sahabat, dua saudara ataupun sepasang suami
istri. Mereka akan dengan lantang dan tanpa ragu untuk saling berterus terang
mengoreksi sikap, karakter maupun kelemahan sahabat, saudara ataupun
pasangannya. Hanya orang asing yang belum
begitu kenal yang akan bicara hal-hal yang baik saja tentang diri kita. Namun
ketika kita mulai lebih akrab dengan mereka dan mereka mulai lebih akrab dengan
kita, maka keterus-terangan akan hadir secara
bertahap sejalan dengan keakraban itu sendiri.
Jadi apa itu ukuran
keintiman atau keakraban kita dengan Tuhan? Yakni
ketika Tuhan pernah berterus terang mengungkapkan Hati-Nya atas apa yang Beliau
tidak sukai dari diri kita. Apalagi jika Tuhan jabarkan itu secara rinci
dan terus menerus, berbahagialah. Dan itu
sebabnya, pada akhir dari segalanya, mereka yang mengira bahwa mereka mengenal
Tuhan namun sebenarnya tidak, akan terkejut dengan keterusterangan-Nya bahwa
sesungguhnya Beliau tidak mengenal mereka, sekalipun Tuhan ada bicara dengan mereka
setiap hari.
Bukankah si Sulung mengaku
setia melayani sang ayah tanpa pernah melanggar perintah, lalu mengapa dia tidak
bisa ikut dalam kebahagiaan ayahnya ketika si Bungsu kembali?
Amin.
(oleh Kristus Ministry)
(sumber : windunatha.blogspot.co.id)
No comments:
Post a Comment