Firman Tuhan

Mazmur 139 : 14,
"Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.''

Friday, April 14, 2017

Kesaksian - Ps. Inoue Kaoru





Mantan Yakuza Jepang Bertobat dan Menjadi Pendeta


Ps. Inoue Kaoru bukanlah pendeta biasa. Dia tidak berasal dari Sekolah Alkitab atau Seminari. Dia tadinya adalah seorang gangster Yakuza yang sangat ditakuti di negaranya, Jepang. Kini ia menjadi pendeta karena ia tersentuh oleh ajaran-ajaran Kristen. Dia ingin berbagi kasih Tuhan dan membantu lebih banyak orang.

Inoue mengatakan dia sekarang melayani dan membantu gereja-gereja, berkunjung ke penjara-penjara dan rumah-rumah  amal. Dia adalah pendeta dari “Small Stone Ministry” di Tokyo.

Ia dinobatkan sebagai “Gangster dari Gojo Street”  di Jepang, anggota yang ditakuti dari Yakuza Jepang (gangster) dan juga dikenal karena kekerasan, penggunaan obat terlarang, cinta akan uang dan perempuan.

Setelah ia menjadi seorang Kristen di tahun 90-an, hidupnya berubah, bahkan berdampak pada mantan bosnya di Yakuza yang akhirnya untuk membubarkan geng Yakuza di kota itu.

Inoue mengatakan bahwa ia lahir dan besar dalam keluarga nelayan yang mempraktekkan Buddhisme di Hokkaido. Dia dibesarkan dengan dua saudara perempuan dan dua saudara laki-laki. Dia berhenti sekolah setelah menyelesaikan SMP pada usia 15 tahun.

Dia kemudian pindah ke Tokyo untuk bekerja sebagai montir di sebuah pabrik mobil. Dia menikah pada usia 18 tapi bercerai setelah tiga tahun.

Dia pindah kembali ke kota asalnya, Hokkaido, dan mulai berkeliaran di sekitar tempat minum. Di sana, ia mulai mengenal orang-orang dari geng.

Ia mengatakan, ia telah melakukan segala macam hal buruk untuk memperkuat status dan memperluas pengaruh dan kekuasaan sebagai anggota Yakuza setelah bergabung dengan geng.

"Saya sangat kuat dan baik dalam pertempuran. Saya selalu membuat orang lain cedera tetapi saya sendiri jarang terluka. Saya dinobatkan sebagai” juara petarung Gojo Street," kenang Inoue.

Dia mengatakan ketika ia mabuk, ia bahkan memukuli mereka yang menabraknya dan orang-orang selalu menghindarinya.

Dia menambahkan bahwa sebagai Yakuza, penting baginya untuk menang dalam  perkelahian dan menjaga image yang kuat. Pecundang tidak bisa bertahan hidup sebagai gangster karena mereka kehilangan wilayah mereka juga. Tapi Inoue menolak untuk menipu dan menyakiti yang tidak bersalah.

Anggota Yakuza harus mematuhi aturan yang ketat. Jika mereka membuat kesalahan, mereka harus memotong jari-jari mereka sebagai hukuman, bahkan menyerahkan hidup mereka.

"Pada jaman saya, geng Yakuza telah menjadi kelompok yang lebih beradab," kata Inoue.

Inoue menambahkan bahwa saat itu, ia tidak takut mati. Dia pikir bahkan jika ia tewas dalam pertempuran, ia akan mati sebagai pahlawan legendaris Yakuza.

Ia mengatakan ia bergabung dengan geng karena uang dan ia dihormati bos Yakuza yang mengatakan dia tidak perlu meninggalkan keluarganya jika dia bergabung dengan mereka.

"Keluarga saya miskin dan saya ingin memiliki banyak uang. Saya menolak geng lain yang mencoba menarik saya di awal karena mereka semua ingin saya  meninggalkan keluarga saya. Saya mencintai keluarga saya."

Selama sekitar 10 tahun, dia tergila-gila narkoba dan mencoba bunuh diri beberapa kali. Dia dan anggota gengnya kadang-kadang disewa untuk mengawal beberapa pengusaha kaya dan politisi.

Walaupun sudah menghasilkan banyak uang dari gengnya, Inoue tidak pernah lupa untuk pulang dan mengunjungi orang tuanya. Dia tahu mereka berdua sangat mencintainya. Mereka membuka pintu untuk menyambutnya meskipun mereka tahu ia bergabung geng.

"Kakak saya membenci saya karena saya menjadi Yakuza. Tapi orangtuaku mengatakan tidak peduli apa yang anda lakukan, anda masih anak kami, selamanya. Orang tua saya menaruh tanda di pintu “No Salesman, No Gangster“, tapi mereka menyambut semua teman Yakuza saya," kata Inoue.

Dengan jumlah uang  yang diperolehnya, ia memperlakukan orang tuanya untuk makanan yang baik, membelikan mereka pakaian dan membayar untuk perjalanan mereka di Tokyo.

Inoue mengatakan meskipun ia menjalani kehidupan gangster, jauh di dalam hatinya, dia ingin membantu orang dan memiliki hati nurani yang jelas. Dia tidak ingin menyakiti orang yang tidak bersalah dan ia merasa bersalah menjual obat terlarang.

"Saya menghasilkan banyak uang dari menjual obat, tetapi hal ini menghancurkan keluarga dan kehidupan," pengakunya.

Ketika ia berusia 30 tahun, ia bertemu dengan seorang gadis Kristen (sekarang istrinya) yang membawanya ke gereja. Meskipun ia cukup berpengaruh dalam hirarki untuk menggantikan bos Yakuza, ia memutuskan untuk pergi, tapi ia tidak berharap atasannya membiarkan dia pergi tanpa syarat.

Di gereja, ia merasa banyak hal baik masuk ke dalam hatinya dan banyak hal buruk yang keluar. Dia merasa dibersihkan, disucikan dan mulai belajar Alkitab. Kecenderungannya untuk melakukan bunuh diri telah hilang dan ia merasa puas, mengalami sukacita dan akhirnya menemukan damai.

"Saya tidak tahu bagaimana menjalani hidup saya sebelum saya mengenal Kristus. Saya mencoba bunuh diri beberapa kali dan saya hampir mati. Menemukan Yesus adalah suatu hal yang indah. Ia mengubah hidup saya. Saya belajar kebenaran dan Dia menguatkan saya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik," kata Inoue.

Orang-orang mengatakan dia telah menjadi sangat berbeda setelah menjadi seorang Kristen. Dia tidak terlihat garang dan menakutkan lagi, terutama matanya. Mereka mampu merasakan cinta dan kehangatan melalui dirinya.

Inoue mengatakan setelah menjadi seorang Kristen, ia bahkan mendapati beberapa anggota Yakuza mendukung kegiatan gereja. Dan setelah dia berdoa untuk bos Yakuza nya selama beberapa tahun, bosnya juga berhenti dan akhirnya membubarkan geng.
"Tuhan memiliki rencana bagi hidup saya. Saya mencoba pekerjaan lain, tapi aku kembali untuk melayani gereja. Saya bersyukur Tuhan menggunakan orang seperti saya untuk menjadi pendeta karena ada banyak orang yang lebih berpendidikan dan lebih bijaksana. Saya akan tetap sebagai “Batu Kecil” yang rendah -biarlah Yesus menerima kemuliaan."

Dia mengatakan mereka yang sakit, kehilangan dan penderitaan harus ingat Yesus mengasihi, membantu, menyembuhkan dan memulihkan. Ada harapan dalam Yesus.

"Semua orang, terutama orang muda, tidak harus menyerahkan hidup mereka dengan mudah. Ada banyak yang terlibat dengan masalah sosial dan terlibat dalam kasus bunuh diri. Saya ingin mendorong mereka dengan pernyataan ini: Jika seseorang percaya di dalam Kristus Yesus, ia adalah ciptaan baru; hal-hal yang lama sudah berlalu. Lihatlah, yang baru sudah datang," kata Inoue.

Amin.


“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” ~ 2 Korintus 5:17

“Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” ~ Galatia 5:1




(oleh Kristus Ministry)

No comments:

Post a Comment

Artikel Lainnya