Mantan Yakuza Jepang Bertobat dan Menjadi Pendeta
Ps. Inoue Kaoru bukanlah
pendeta biasa. Dia tidak berasal dari Sekolah Alkitab atau Seminari. Dia
tadinya adalah seorang gangster Yakuza yang sangat ditakuti di negaranya,
Jepang. Kini ia menjadi pendeta karena ia tersentuh oleh ajaran-ajaran Kristen.
Dia ingin berbagi kasih Tuhan dan membantu lebih banyak orang.
Inoue mengatakan dia
sekarang melayani dan membantu gereja-gereja, berkunjung ke penjara-penjara dan
rumah-rumah amal. Dia adalah pendeta
dari “Small
Stone Ministry” di Tokyo.
Ia dinobatkan sebagai “Gangster dari Gojo Street” di Jepang, anggota yang ditakuti dari Yakuza
Jepang (gangster) dan juga dikenal karena kekerasan, penggunaan obat terlarang,
cinta akan uang dan perempuan.
Setelah ia menjadi seorang
Kristen di tahun 90-an, hidupnya berubah, bahkan berdampak pada mantan bosnya
di Yakuza yang akhirnya untuk membubarkan geng Yakuza di kota itu.
Inoue mengatakan bahwa ia
lahir dan besar dalam keluarga nelayan yang mempraktekkan Buddhisme di Hokkaido.
Dia dibesarkan dengan dua saudara perempuan dan dua saudara laki-laki. Dia
berhenti sekolah setelah menyelesaikan SMP pada usia 15 tahun.
Dia kemudian pindah ke Tokyo
untuk bekerja sebagai montir di sebuah pabrik mobil. Dia menikah pada usia 18
tapi bercerai setelah tiga tahun.
Dia pindah kembali ke kota
asalnya, Hokkaido, dan mulai berkeliaran di sekitar tempat minum. Di sana, ia
mulai mengenal orang-orang dari geng.
Ia mengatakan, ia telah
melakukan segala macam hal buruk untuk memperkuat status dan memperluas
pengaruh dan kekuasaan sebagai anggota Yakuza setelah bergabung dengan geng.
"Saya
sangat kuat dan baik dalam pertempuran. Saya selalu membuat orang lain cedera
tetapi saya sendiri jarang terluka. Saya dinobatkan sebagai” juara petarung Gojo Street," kenang
Inoue.
Dia mengatakan ketika ia
mabuk, ia bahkan memukuli mereka yang menabraknya dan orang-orang selalu
menghindarinya.
Dia menambahkan bahwa
sebagai Yakuza, penting baginya untuk menang dalam perkelahian dan menjaga image yang kuat. Pecundang
tidak bisa bertahan hidup sebagai gangster karena mereka kehilangan wilayah
mereka juga. Tapi Inoue menolak untuk menipu dan menyakiti yang tidak bersalah.
Anggota Yakuza harus
mematuhi aturan yang ketat. Jika mereka membuat kesalahan, mereka harus memotong
jari-jari mereka sebagai hukuman, bahkan menyerahkan hidup mereka.
"Pada
jaman saya, geng Yakuza telah menjadi kelompok yang lebih beradab," kata
Inoue.
Inoue menambahkan bahwa saat
itu, ia tidak takut mati. Dia pikir bahkan jika ia tewas dalam pertempuran, ia
akan mati sebagai pahlawan legendaris Yakuza.
Ia mengatakan ia bergabung
dengan geng karena uang dan ia dihormati bos Yakuza yang mengatakan dia tidak
perlu meninggalkan keluarganya jika dia bergabung dengan mereka.
"Keluarga
saya miskin dan saya ingin memiliki banyak uang. Saya menolak geng lain yang
mencoba menarik saya di awal karena mereka semua ingin saya meninggalkan keluarga saya. Saya mencintai
keluarga saya."
Selama sekitar 10 tahun, dia
tergila-gila narkoba dan mencoba bunuh diri beberapa kali. Dia dan anggota gengnya
kadang-kadang disewa untuk mengawal beberapa pengusaha kaya dan politisi.
Walaupun sudah menghasilkan
banyak uang dari gengnya, Inoue tidak pernah lupa untuk pulang dan mengunjungi
orang tuanya. Dia tahu mereka berdua sangat mencintainya. Mereka membuka pintu
untuk menyambutnya meskipun mereka tahu ia bergabung geng.
"Kakak saya membenci
saya karena saya menjadi Yakuza. Tapi orangtuaku mengatakan tidak peduli apa
yang anda lakukan, anda masih anak kami, selamanya. Orang tua saya menaruh
tanda di pintu “No Salesman, No Gangster“,
tapi mereka menyambut semua teman Yakuza
saya," kata Inoue.
Dengan jumlah uang yang diperolehnya, ia memperlakukan orang
tuanya untuk makanan yang baik, membelikan mereka pakaian dan membayar untuk
perjalanan mereka di Tokyo.
Inoue mengatakan meskipun ia
menjalani kehidupan gangster, jauh di dalam hatinya, dia ingin membantu orang
dan memiliki hati nurani yang jelas. Dia
tidak ingin menyakiti orang yang tidak bersalah dan ia merasa bersalah menjual
obat terlarang.
"Saya
menghasilkan banyak uang dari menjual obat, tetapi hal ini menghancurkan
keluarga dan kehidupan," pengakunya.
Ketika ia berusia 30 tahun,
ia bertemu dengan seorang gadis Kristen (sekarang istrinya) yang membawanya ke
gereja. Meskipun ia cukup berpengaruh dalam hirarki untuk menggantikan bos
Yakuza, ia memutuskan untuk pergi, tapi ia tidak berharap atasannya membiarkan
dia pergi tanpa syarat.
Di gereja, ia merasa banyak
hal baik masuk ke dalam hatinya dan banyak hal buruk yang keluar. Dia merasa
dibersihkan, disucikan dan mulai belajar Alkitab. Kecenderungannya untuk
melakukan bunuh diri telah hilang dan ia merasa puas, mengalami sukacita dan
akhirnya menemukan damai.
"Saya
tidak tahu bagaimana menjalani hidup saya sebelum saya mengenal Kristus. Saya
mencoba bunuh diri beberapa kali dan saya hampir mati. Menemukan Yesus adalah
suatu hal yang indah. Ia mengubah hidup saya. Saya belajar kebenaran dan Dia
menguatkan saya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik," kata
Inoue.
Orang-orang mengatakan dia
telah menjadi sangat berbeda setelah menjadi seorang Kristen. Dia tidak
terlihat garang dan menakutkan lagi, terutama matanya. Mereka mampu merasakan
cinta dan kehangatan melalui dirinya.
Inoue mengatakan setelah
menjadi seorang Kristen, ia bahkan mendapati beberapa anggota Yakuza mendukung
kegiatan gereja. Dan setelah dia berdoa untuk bos Yakuza nya selama beberapa
tahun, bosnya juga berhenti dan akhirnya membubarkan geng.
"Tuhan
memiliki rencana bagi hidup saya. Saya mencoba pekerjaan lain, tapi aku kembali
untuk melayani gereja. Saya bersyukur Tuhan menggunakan orang seperti saya
untuk menjadi pendeta karena ada banyak orang yang lebih berpendidikan dan
lebih bijaksana. Saya akan tetap sebagai “Batu Kecil” yang rendah -biarlah
Yesus menerima kemuliaan."
Dia mengatakan mereka yang
sakit, kehilangan dan penderitaan harus ingat Yesus
mengasihi, membantu, menyembuhkan dan memulihkan. Ada
harapan dalam Yesus.
"Semua
orang, terutama orang muda, tidak harus menyerahkan hidup mereka dengan mudah.
Ada banyak yang terlibat dengan masalah sosial dan terlibat dalam kasus bunuh
diri. Saya ingin mendorong mereka dengan pernyataan ini: Jika seseorang percaya di dalam Kristus Yesus, ia adalah
ciptaan baru; hal-hal yang lama sudah berlalu. Lihatlah, yang baru sudah datang," kata
Inoue.
Amin.
“Jadi
siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” ~ 2
Korintus 5:17
“Supaya
kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu
berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” ~
Galatia 5:1
(oleh Kristus Ministry)
No comments:
Post a Comment