PEMILIK BENGKEL DAN HAMBA
TUHAN SALING SERVIS
Cerita dari Dr. Aruna Wirjolukito
Hari Minggu yang lalu saya (Hadi) berkesempatan ngobrol-ngobrol dengan Dr. Aruna Wirjolukito. Dia adalah doktor
di bidang akuntansi yang meraih gelarnya paling muda sampai saat ini. Dalam
usia 30 tahun, pada tahun 2003 yang lalu, ia meraih Doktor Akuntansi dari
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kami ngobrol ngalor ngidul.
Karena latar belakang kami sama, saya juga seorang akuntan, maka obrolan kami
juga menyangkut para akuntan. Dia bercerita bahwa banyak akuntan-akuntan senior
yang menukarkan keluarganya dengan kariernya. Ada akuntan senior, guru kami,
yang berhasil mendidik anak-anaknya sebagai akuntan, namun gagal mengarahkan
anak-anaknya dalam kehidupan keluarganya. Sekarang anak cucunya tidak keruan.
Ada cucunya yang terkena narkoba, ada anaknya yang “gila” mobil, kebanyakan anaknya kawin cerai, dan sebagainya. Ada
juga akuntan terkenal, senior kami, yang kehidupan keluarganya tidak harmonis,
ditandai dengan kawin cerai juga, padahal ia adalah selebritinya di dunia
akuntansi.
“Kalau
saya memilih profesi akuntansi hanya dari pertimbangan gengsi seorang akuntan,
saya tidak akan memilih profesi ini. Karena saya tahu banyak akuntan yang
sukses secara materi, tetapi kehidupan keluarganya berantakan,” kata Dr. Aruna.
Selain cerita soal dunia
akuntan, Dr. Aruna juga berkisah tentang suatu pengalamannya yang unik. Pada
suatu hari isterinya berkata, “Sayang, mobilku ini berbunyi aneh. Kedengaran
ada bunyi, “sring ser ser, sring ser ser”.
Aku mau kamu sendiri yang menangani ya!” Karena
saking sayang kepada isterinya, Dr. Aruna mencoba memeriksa mobilnya. Setelah
dilihat dan diperhatikan, ia yang bukan montir itu, akhirnya menyerah, tak
dapat menemukan apa masalahnya.
Karena ia sudah berjanji
untuk mengurus mobil isterinya, maka ia memutuskan untuk membawa sendiri mobil
itu ke bengkel pada hari itu juga, padahal sorenya ia harus berbicara dalam
suatu seminar. Ia bawa mobil isterinya ke bengkel terdekat di kawasan Cibubur,
bengkel resmi tentunya. Setelah dua setengah jam diperiksa di bengkel ini,
montirnya tak berhasil menemukan apa penyebab bunyi itu. Mobilnya masih
berbunyi “sring ser ser”.
Setelah pulang ke rumah, Dr.
Aruna berdoa kepada Tuhan. Ia mengambil gitar dan menyanyikan lagu, “I surrender all, I surrender all . . . Aku
berserah, aku berserah ….”
Tiba-tiba Tuhan berkata, “Bawa mobilmu ke bengkel di Legenda Wisata.”
Oh, Tuhan, koq harus ke bengkel yang jauh sih? Dari rumahnya ke daerah itu
berjarak sekitar 16 km bolak balik. Kenapa tidak di bengkel yang dekat
sini-sini saja ya? Tetapi Dr. Aruna tidak membantah karena ia khawatir Tuhan
berubah pikiran dan menyuruh ia membawa mobil itu ke Bandung!
Ia segera membawa mobil itu
ke arah Legenda Wisata. Mana bengkel yang dimaksud Tuhan ya? Tuhan itu tidak
memberikan spesifikasi bengkelnya. Tidak disebutkan nama bengkel, atau
ciri-ciri bengkel yang berwarna biru, atau kuning, atau putih. Ia taat saja
kepada Tuhan, ia terus menjalankan mobil isterinya yang masih berbunyi “sring ser ser”.
Di dalam hati akhirnya Dr.
Aruna bilang, “Tuhan, tunjukkan bengkel
yang harus saya datangi. Beri tanda di hati saya untuk mengarahkan mobil ini ke
bengkel yang Tuhan maksud.” Ia terus memacu mobilnya pelan-pelan, sambil
larak lirik mencari bengkel yang dimaksud Tuhan. Pada suatu saat ia melihat
sebuah bengkel dan ia merasa di hatinya bahwa itulah bengkel yang dimaksud.
Memang bengkel ini ada di sekitar Legenda Wisata.
Sementara mobilnya diperiksa
montir, Dr. Aruna menunggu sambil duduk dengan santai, agak rebahan karena ia
harus menyimpan tenaga untuk sore harinya. Tiba-tiba ada seorang pria
mendatanginya.
“Pak,
mobilnya kenapa sih?”
“Gak
tahu ya, itu mobil yang biasa dipakai isteri saya, koq ada bunyi aneh.”
Itu adalah pembukaan basa
basi dari pemilik bengkel rupanya.
“Pak,
boleh saya cerita kepada bapak?”
“Hmmm,
boleh aja. Ada apa?” kata Dr. Aruna masih sambil memejamkan
matanya.
“Begini,
pak. Saya mendapat kesulitan. Beberapa waktu yang lalu ada seorang bapak yang
memeriksakan mobilnya di bengkel ini.”
“Lalu
kenapa?”
“Setelah
kami perbaiki mobilnya, malahan ia marah-marah, dan menuntut ganti rugi Rp.10
juta! Padahal kami sudah mengurus mobilnya sebaik-baiknya. Tidak ada masalah
lagi. Ia mengaku aparat negara. Saya sampai tidak berani datang ke bengkel
saya. Sudah sebulan ini saya tidak masuk kantor, baru hari ini saya
memberanikan diri datang.”
Dr. Aruna mulai sadar. “Wah, inilah sebabnya saya harus datang ke
bengkel ini! Rupanya Tuhan mau agar saya membantu kasus yang dihadapi orang
ini,” kata Aruna dalam hati. Lalu Dr. Aruna dengan berapi-api mulai
menerangkan betapa baiknya Tuhan. Ia mengutip dari Alkitab suatu ayat yang
dikutip banyak orang, yang berbunyi: “Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Ketika perkataan Paulus itu
disampaikan Dr. Aruna kepada pemilik bengkel yang berbeda
agama, orang itu mulai tenang.
Dr. Aruna menerangkan banyak
hal dengan gaya bercerita dan mendongeng, bukan berkhotbah, sehingga salah
seorang karyawati di bengkel itu juga akhirnya tertarik mendengarkan Dr. Aruna.
Akhirnya Dr. Aruna bertanya,
apakah pemilik bengkel ini bersedia didoakan?
“Ya, saya mau, biarlah saya ditolong Tuhannya bapak!” Selesai
berdoa, montir itu datang dengan kabar gembira.
“Pak,
penyakit mobil ini sudah ketemu. Ada valve yang rusak! Tapi kami tidak punya
persediaan”
“Coba
telepon ke bengkel lain!” kata pemilik bengkel.
“Sudah,
pak! Ke bengkel di Jakarta dan Bekasi, ada lima bengkel yang sudah kami telpon,
tidak ada.”
“Ya,
kita akan cari terus. Sementara itu mobil ditinggal dulu ya, Pak!”
“Oke,
lah!”
Esok harinya ada kabar dari
bengkel itu. “Pak, valvenya ada. Tapi
bapak yang beli sendiri, di sebuah bengkel di Tebet.” Yah, Dr. Aruna
terpaksa berangkat dari Cibubur ke Tebet, lalu diteruskan ke Legenda Wisata,
cukup jauh.
Ketika ketemu dengan pemilik
bengkel lagi, Dr. Aruna disambut dengan senang hati.
“Pak,
ternyata doa Bapak manjur!”
“Lho,
kenapa?”
“Tadi
pagi datang keluarga dari orang yang memeras saya. Mereka minta agar saya tidak
memperkarakan anak mereka yang sebenarnya baru keluar dari Rumah Sakit Jiwa.
Persoalan dengan pria yang mengaku anggota TNI itu diminta ditutup saja.
Sekarang saya bebas dari masalah itu, Pak! Terima kasih.”
“Syukurlah!”
“Pak,
boleh tidak, saya cerita yang lain lagi?”
“Boleh
saja, silahkan…”
Kemudian pemilik bengkel itu
menceritakan kisah kehidupannya, masa lalunya, pengalaman dengan ayahnya yang
menyakitkan. Mulailah Dr. Aruna bercerita lagi tentang Tuhan sebagai seorang
Bapak yang baik. Iblis memang berusaha merusak figur para ayah di bumi ini,
supaya mereka tidak bisa mempercayai Tuhan sebagai Bapak. Dr. Aruna berkisah
tentang Hati Bapak, tentang Citra Diri yang dirusak, tentang pemulihan hati,
dan lain-lain.
Ketika Dr. Aruna mendoakan
pemilik bengkel ini di halaman bengkel, tanpa malu-malu pemilik bengkel itu
menangis sesenggukan. Dengan refleks, Dr. Aruna memeluk pria ini. Tanpa sadar
di jalanan itu banyak orang lalu lalang. Bayangkan, ada dua pria saling
berpelukan. Dr. Aruna sadar, jangan-jangan orang sangka mereka lagi berhomo ria.
Ia melepaskan pelukannya dan tetap mendoakan orang ini. Akhirnya pemilik
bengkel ini dilepaskan dari beban beratnya karena sakit hati yang mendalam,
diperlakukan tidak adil oleh ayahnya, pernah dihukum dengan kejam, sehingga
orang ini sangat membenci ayahnya.
Gara-gara mobil rusak, Dr.
Aruna telah dipakai Tuhan untuk menolong agar orang lain mengalami pertolongan
dari tempat tinggi, pertolongan dari Tuhan. Ada dua orang, pemilik bengkel dan
seorang karyawati, yang akhirnya percaya bahwa Tuhan telah turun ke bumi untuk
menyelamatkan orang-orang yang tertindas, yang butuh kasih sorgawi, yang perlu
keselamatan kekal.
Amin.
(oleh Kristus Ministry)
(sumber
: oleh Hadi Kristadi - pentas-kesaksian.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment