Colton Burpo |
“Heaven
Is for Real” Kisah Perjalanan Seorang Anak 4 Tahun ke
Surga
Empat bulan setelah Colton Burpo secara ajaib bertahan dari radang
usus buntu yang telah mengancam nyawanya, kedua orang tuanya mulai menduga
bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi padanya.
Ada tanda-tanda perubahan
pada anak lelaki mereka itu tidak lama setelah operasi berlangsung, tapi perlu
waktu bagi mereka untuk memahami “kebenaran”
itu.
Kejadian tidak biasa pertama
adalah ketika Todd dan Sonja kembali dari rumah sakit ke rumah mereka di Nebraska pada bulan Maret tahun 2003 dan menemukan
setumpuk surat tagihan.
Mereka lemas seketika
melihat surat tagihan senilai £14,000 dari rumah sakit yang telah menyelamatkan
nyawa anak laki-laki mereka itu, yang ketika itu berusia empat tahun. Tapi
Colton mengatakan pada mereka bahwa mereka harus membayar dokter bedah, karena
Yesus telah, “menggunakan tangan dokter
bedah tersebut untuk menyembuhkan saya”.
Di lain kesempatan, ketika
mereka kemudian memarahinya karena tidak mau berbagi mainan dengan anak-anak lain,
dia langsung meminta maaf.
Bukan karena mereka
memarahinya, tetapi karena, “Yesus mengatakan
pada saya, saya harus menjadi anak baik,” katanya menjelaskan.
Beberapa minggu kemudian,
ketika Todd, seorang pendeta Methodist, akan
memimpin sebuah upacara pemakaman, Colton menunjuk pada peti jenazah dan
berkata: “Dia tidak bisa masuk Surga jika
tidak ada Yesus di hatinya!”
Kedua orang tuanya memeluk
Kristen dan menginginkan anak-anak mereka mengikuti mereka. Tetapi bagaimana,
mereka bertanya-tanya, Colton bisa tahu begitu banyak tentang Tuhan dan apa
yang Dia inginkan?
Kemudian anak mereka itu
menceritakan apa yang dia alami di meja operasi.
Ketika para dokter bedah
sedang berjuang menyelamatkan nyawanya dan kedua orang tuanya sedang berdoa
dengan khusuk, saat itu pula Colton pergi ke Surga dan bertemu Yesus.
Pengakuan Colton yang luar
biasa dan respon dari keluarganya dan dari para tetangga mereka itu, telah
dibuat ke dalam film blockbuster
Hollywood yang ditayangkan di bioskop-bioskop di Inggris.
Dibintangi oleh Greg Kinnear
dan aktris Inggris Kelly Reilly sebagai Tuan dan Nyonya Burpo, Heaven is For Real telah meledak dalam box office
di AS, dengan membukukan £31 juta dalam seminggu.
Film dan buku laris yang
dijadikan dasar film tersebut telah memukau AS, menginspirasi para pengunjung
gereja dan juga mereka yang tidak beragama dengan cerita dari seorang anak
kecil yang sederhana namun menghibur yang menemukan bahwa kehidupan setelah
mati itu memang ada dan bahwa Surga benar-benar merupakan taman firdaus yang kekal
dalam Iman Kristen.
Buku “Heaven is for Real” itu sendiri ditulis oleh Todd Burpo, telah sukses secara fenomenal semenjak
diterbitkan pertama kali pada tahun 2010. Buku tersebut telah terjual sebanyak sepuluh
juta copy dan telah di terjemahkan ke dalam 39 bahasa. Buku tersebut bertahan
selama 60 minggu sebagai buku paperback non-fiksi No.1 dalam daftar buku
terlaris New York Times.
Keberhasilan buku tersebut
dan filmnya sebagian besar karena klaim Colton bahwa dia tidak saja telah
melihat Surga di balik awan, tetapi juga mengalami tinggal di Surga dengan
segala keagungan-Nya.
Dia mengingat bagaimana dia
duduk di pangkuan Yesus, menepuk kudanya yang mempunyai belang berwarna-warni
dan dibuai oleh alunan musik para bidadari bersayap (malaikat).
Yesus bahkan memberi Colton
beberapa pekerjaan rumah. Kristus, dia mengingatnya
dengan jelas, berjanggut dan memakai mahkota dan mempunyai mata yang indah,
yang “biru seperti laut dan tampak
berkilau”.
Kristus memang benar duduk
di sebelah kanan Tuhan, yang terlalu maha untuk digambarkan, dan di dekat Roh
Kudus, yang menyerupai “warna biru”.
Colton juga melihat Yohanes Pembaptis, ibunda Yesus dan bahkan Setan. Tetapi
dia terlalu bingung untuk menggambarkan rupanya Setan.
Semua orang terbang ke sana
ke mari dengan sayap, kecuali Yesus yang “naik
turun seperti elevator”. Ada pohon-pohon, hewan-hewan dan orang banyak
sekali, semuanya berada dalam masa primanya.
Setelah melihat pengungkapan
(revelation) ini, Yesus mengembalikan Colton ke Bumi sebagai jawaban dari
doa-doa Todd. Ketika mereka mendengar cerita ini, kedua orang tua Colton
terbengong-bengong. Colton belum bisa membaca ketika itu dan mereka yakin
mereka belum pernah menceritakan padanya detil-detil
seperti yang dia sebutkan. Mereka juga tidak percaya seorang anak yang ketika
itu belum genap berusia empat tahun dapat mengarang cerita sedemikian.
Colton juga mengatakan Yesus
mempunyai “tanda” merah di tangan dan
kakinya (bekas paku yang digunakan dalam penyalipan).
“Itulah
anak saya, dengan segala keadaan dirinya ketika itu, dengan suaranya yang masih
bocah prasekolah, mengatakan pada saya sesuatu yang tidak hanya mengejutkan di
wajah mereka, tetapi juga sesuai dengan Kitab Injil dalam setiap detilnya,
hingga sampai ke warna-warna pelangi yang ada dalam kitab Wahyu (book of
Revelation), yang tentu saja bukan merupakan bahan ajar di TK,” tulis Todd. “Bagaimana mungkin anak saya yang sekecil
ini mengetahui perkara ini?”
Mereka yang skeptis, dan ada
banyak jumlahnya, mengatakan itu hanyalah halusinasi akibat dari anestesi yang
diberikan pada Colton, dikombinasikan dengan imajinasi yang jelas sebagai
seorang anak yang dibesarkan dengan kisah-kisah dalam Alkitab.
Dan, mereka menekankan,
Colton sebenarnya tidak mati ketika operasi berlangsung. Todd mengatakan pada
saya bahwa dia ketika itu mulanya curiga demikian juga. Tapi kemudian
bermunculan serangkaian pengungkapan yang mengejutkan dari Colton.
Bocah itu tahu, sebagai
contoh, bahwa kedua orang tuanya berada di ruangan terpisah ketika dia sedang
dioperasi. Dia melihatnya dari Surga, katanya.
Colton juga mengatakan dia
telah dipeluk oleh kakek buyutnya di Surga, seorang laki-laki yang meninggal
dunia 30 tahun sebelum dia dilahirkan. Colton mengidentifikasi buyutnya itu
dari sebuh foto, yang diambil ketika kakek buyutnya itu berusia 29 tahun.
Dan si bocah tersebut, yang
memiliki seorang kakak perempuan dan seorang adik laki-laki, mulai berbicara
tentang saudara perempuannya yang lain yang
dia temui di Surga. Dan benar saja, ibunya pernah keguguran sekali, seorang
bayi perempuan.
Kedua orang tuanya
meyakinkan bahwa Colton tidak tahu apa-apa tentang peristiwa kegururan ini
sebelum dia dioperasi. Buku-buku tentang “Ke
Surga dan Kembali Lagi” yang menceritakan pengalaman-pengalaman orang
mendekati mati mendapat ceruk pasar tersendiri yang menggiurkan dalam dunia
penerbitan di AS.
Bahkan di Inggris, jajak
pendapat menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk percaya akan adanya kehidupan
setelah mati dan Surga.
Kisah Colton telah bergema
sedemikian kuat, kata ayahnya pada saya, karena kisah itu datangnya dari
seorang bocah yang innosen bukannya dari
orang dewasa.
“Orang
menyadari otaknya masih terlalu muda untuk berdusta dan mengarang cerita. Dan
anak-anak tidak punya agenda apa-apa”, katanya. Namun sebagian
yang skeptis bertanya, apakah itu semuanya benar-benar cerita Colton? Bagi seorang
pastur yang bersemangat menyebar syiar kebaikan, perjalanan Colton ke Surga
tersebut cukup merupakan sebuah rahmat bagi ayahnya.
Tak hendak meragukan
integritas dan kejujuran keluarga Burpo, bacalah bukunya dan saksikan filmnya
dan adalah sulit untuk tidak menyimpulkan bahwa Colton mendapat sebagian besar
dari apa yang dia lihat dari membolak-balik buku-buku kisah Injil bergambar dan
mendengarkan ayahnya di gereja.
Penduduk di kota kecil
tempat tinggal mereka, bahkan para anggota jamaat Todd, menentang keluarga itu
atas klaim Colton. Sebagian anggota gereja keberatan atas pesan “Tuhan Pengasih” dari Colton yang
sentimentil.
Seiring semakin populernya
buku tersebut, orang-orang Kristen konservatif malah menyerang buku tersebut
karena mengadopsi sebuah pandangan tentang Surga yang tak tepat menurut Kitab
Injil. Alkitab Injil, kata mereka, tidak menyebutkan bahwa orang di Surga
mempunyai sayap.
Keluarga Burpo bahkan telah
menerima ancaman kematian dan harus dikawal polisi ketika mereka berbicara di
depan umum.
Hanya di Amerika, tulis
seorang skeptis atheis, buku ini bisa diklasifikasikan sebagai non-fiksi. Todd
meminta para penonton di Inggris berpikir terbuka.
“Mereka
akan melihat seorang anak, dalam keadaan yang sangat innosen, mengatakan hal
yang sebenarnya. Orang perlu bertanya pada diri sendiri: jika anak mereka
sendiri yang mengatakan seperti ini di mana-mana, bagaimana reaksi mereka?”
Tapi kebanyakan orang, jika
anak mereka yang berusia empat tahun menggambarkan pandangannya tentang Surga,
mereka tidak akan menulis sebuah buku untuk itu.
Keluarga Burpo telah membuat
tiga buku, termasuk sebuah sekuel, “Heaven
Change Everything”, dan sebuah versi buku cerita anak bergambar. Mereka
dituduh telah menghasilkan jutaan dolar dari kisah itu.
Mr Burpo tidak akan memberi
tahu berapa banyak uang yang telah mereka dapat, tapi dia mengatakan mereka
telah mengeluarkan banyak dari uang itu untuk memberi makan anak-anak kelaparan
di seluruh dunia. Dia mempekerjakan 13 staf di gerejanya dan pergi berkeliling
dunia untuk berceramah.
Tapi keluarga tersebut masih
tinggal di dalam rumah yang sama yang terdiri dari empat kamar tidur yang dulu
dia beli seharga £60,000. Istrinya bekerja di sebuah agen properti lokal dan
dia sendiri merupakan seorang relawan pemadam kebakaran paruh waktu.
“Kami
bahagia dengan gaya hidup kami seperti adanya tapi saya temukan betapa
negatifnya sebagian orang bereaksi atas keberhasilan orang lain”,
katanya. “Keberhasilan buku tersebut dan
filmnya menunjukkan bahwa Tuhan menghormati kejujuran kami dan kenyataan bahwa
kami tidak membumbui kisah tersebut”.
Colton, bukan lagi seorang
nabi cilik, kini merupakan seorang anak laki-laki normal berusia 14 tahun, yang
menyukai gulat, berkelahi dengan kakak perempuannya dan “mempunyai masalah perkembangan yang sama dengan remaja kebanyakan”,
menurut ayahnya.
Dia masih berkukuh dengan
apa yang dia katakan dia lihat hampir satu dekade lalu. “Surga adalah sebuah tempat yang menakjubkan, saya waktu itu tidak mau
kembali lagi ke dunia”, katanya.
Dan bagaimana dengan
pertanyaan yang kita semua ingin tahu jawabannya:
Apakah semua
orang akan masuk Surga?
“Tidak”
kata Colton, yang melihat para malaikat dengan pedang menjaga pintu gerbang
Surga. “Tuhan benar-benar mencintai Anda
tetapi kebanyakan kita terlalu terikat pada hal-hal yang duniawi, dan mereka tidak
diizinkan masuk Surga”.
Anak-anak lelaki berusia
empat tahun, dengan ayah-ayah mereka yang pastur dan melek media, di sisi lain,
lebih dari layak untuk diterima.
Amin.
(By Tom Leonard)
(Kristus Ministry)
(Kristus Ministry)
No comments:
Post a Comment